Sido Muncul Dorong Penggunaan EBT Dalam Menjalankan Bisnis

JAKARTA - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat menegaskan pihaknya akan tetap mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam bisnisnya. Ini menjadi komitmen perseroan, meski harus membayar tagihan listrik lebih mahal, yakni 3 persen lebih tinggi dibandingkan listrik industri.

"Penggunaan energi baru terbarukan atau EBT ini biayanya lebih tinggi 3 persen dibanding listrik industri. Kami tetap berkomitmen menggunakan EBT sebagai wujud dukungan terhadap pemerintah dalam mengurangi emisi karbon juga pelestarian lingkungan serta menjadi industri hijau yang ramah lingkungan," ujar Irwan dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat 18 November.

Sebelumnya, Sido Muncul telah menggandeng PLN dalam rangka penyediaan serta penggunaan EBT. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU antara keduanya di Agro Wisata Pabrik Sido Muncul, Semarang pada Rabu 26 Oktober lalu.

Atas komitmen ini, Sido Muncul dianugerahi sertifikat dari PLN sebagai The First National Customers Categori Herbal Medicine Company Receiving Renewable Energy Certificate (REC). Adapun REC merupakan salah satu inovasi produk hijau dari PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan dan akuntabel, serta tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.

Lebih lanjut Irwan menjelaskan 100 persen sumber daya listrik yang dibeli Sido Muncul dari PLN telah menggunakan energi listrik REC. Dengan jumlah tersebut maka sumber energi ramah lingkungan Sido Muncul saat ini sebesar 95 persen.

Dengan rincian EBT 84 persen yang terdiri dari biomas didapat dari ampas jamu dan wood chip (51 persen), PLTS (2 persen), REC (31 persen), gas bumi (11 persen) dan sumber energi fosil sebesar 5 persen.

Tak hanya itu, kata dia, Sido Muncul juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di pabrik. Operasional panel surya ini juga sebagai bentuk upaya Sido Muncul dalam penyediaan dan penggunaan EBT, sehingga diharapkan bisa ikut mempercepat tercapainya target pengurangan emisi karbon.