Kartel Bersenjata Kembali Serang Negara Bagian Guanajuato, Otoritas Meksiko Terjunkan Garda Nasional
JAKARTA - Kekerasan bersenjata oleh kartel kembali melanda Negara Bagian Guanajuato, Meksiko tengah, dengan korban tewas tembus 30 orang dalam tiga bulan belakangan.
Sebuah kelompok bersenjata tiba di bar sekitar pukul 9 malam di Kota Apaseo el Alto, di luar Celaya, Guanajuato dan menembaki mereka yang berada di dalam, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan Hari Kamis, melansir Reuters 11 Novemvber.
Akibat serangan tersebut, lima pria dan empat wanita tewas akibat tembakan, sedangan dua wanita lainnya terluka, kata kota itu, melanjutkan dua korban terluka dalam kondisi stabil.
Para penyerang belum diidentifikasi, kata para pejabat, menambahkan bahwa unit otoritas negara bagian dan federal serta Garda Nasional akan dipindahkan ke daerah tersebut.
Pihak otoritas kota mengatakan, dua poster yang mengacu pada kelompok kriminal, ditinggalkan di tempat kejadian.
Di Meksiko, kartel sering meninggalkan pesan setelah pembunuhan untuk kelompok atau otoritas lain.
Diketahui, Negara Bagian Guanajuato, pusat industri, telah dirusak oleh perang antar kartel dalam beberapa tahun terakhir, dengan kekerasan meningkat beberapa waktu belakangan.
Bulan lalu, 12 orang tewas di sebuah bar di Kota Irapuato, menyusul penembakan di dekatnya yang menewaskan 10 orang pada September. Penembakan terbaru menjadikan sekitar 31 orang tewas dalam tiga bulan terakhir di Guanajuato.
Baca juga:
- Pasukan Rusia Mundur dari Kherson, Presiden Zelensky Sebut Wilayah Seluas 170 Ribu Kilometer Persegi Perlu Dibersihkan dari Ranjau
- Menhan Ukraina Reznikov Perkirakan Penarikan Pasukan Rusia dari Kherson Memerlukan Waktu Satu Minggu
- Rusia Tarik Tentaranya di Kherson, Pasukan Ukraina Rebut Kembali 12 Permukiman
- PM Hun Sen Siapkan Jam Tangan Mewah untuk Suvenir KTT ASEAN: Buatan Kamboja, Hanya Ada 25 Unit
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador yang mulai menjabat pada 2018 berjanji untuk mengurangi kekerasan kartel.
Pembunuhan sedikit menurun pada tahun 2022, meskipun masa jabatan Lopez Obrador berada di 'jalur' yang paling mematikan dalam sejarah modern negara itu.