Periksa 10 Saksi, Polisi Dalami Kasus Ambrolnya Atap SD Gunung Kidul Berujung 1 Siswa Tewas

YOGYAKARTA - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan kasus ambrolnya atap SD Muhammadiyah Bogor, di Kabupaten Gunung Kidul diselidiki. Insiden itu menyebabkan seorang pelajar SD meninggal dunia.

Hal itu disampaikan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, dikutip dari Antara, Rabu 9 November.

"Setiap peristiwa pasti ada proses pencarian informasi, dikemas dengan bahasa penyelidikan untuk mengetahui peristiwanya seperti apa. Pasti itu akan dicari," ujarnya.

Menurut Suwondo, saat ini penyelidikan kasus itu sepenuhnya diserahkan kepada jajaran Polres Gunung Kidul.

"Penelitian (penyelidikan) itu diserahkan kepada Polres Gunung Kidul untuk langkah-langkahnya," ujar dia.

Meski demikian, lanjut Suwondo, apabila tidak terpenuhi unsur pidana dalam kasus itu maka tidak akan dilanjutkan ke tahap penyidikan.

"Harus menyatakan dulu, itu pidana atau bukan, kalau itu bukan pidana ya dia enggak bakal naik ke tahap penyidikan," kata dia.

Sebelumnya, atap salah satu bangunan di SD Muhammadiyah Bogor, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY ambrol pada Selasa 8 November sekitar pukul 07.00 WIB.

Ambrolnya atap bangunan SD tersebut menimpa sejumlah pelajar yang ada di dalam ruangan tersebut.

Dari sebanyak 12 pelajar yang menjadi korban ambrolnya atap bangunan tersebut, satu di antara berinisial FA (12) meninggal dunia pada Selasa, 8 November 2022 malam.

Polres Gunung Kidul memeriksa 10 saksi atas peristiwa ambrolnya atap ruangan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Kabupaten Gunung Kidul.

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro menjelaskan bahwa 10 saksi itu berasal dari sekolah, komite, kontraktor, dan hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.