Pernah Dapat Serangan Hacker hingga 200.000 Kali Sehari, LPS Investasi Rp200 Miliar untuk Perkuat Keamanan Siber
NUSA DUA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menginvestasikan Rp200 miliar untuk memperkuat keamanan siber.
"Kita tingkatkan keamanan siber dengan menginvestasikan lebih dari Rp200 miliar. Kita hadirkan orang yang ahli dalam keamanan siber dan kita latih atau upgrade pegawai di dalam lembaga kita," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers terkait Seminar Internasional LPS di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia bercerita saat terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS, ia segera memanggil hacker untuk mengecek keamanan siber dengan mematikan home page LPS, yang segera mati dalam waktu lima detik.
"Sekarang kita sudah bagus, sudah punya integrated core system yang baik, dan itu terbukti saat pertengahan tahun 2021 lalu, attack ke kita sehari 200 ribuan," katanya.
Namun pada pertengahan tahun 2021, karena keamanan siber LPS telah lebih kuat, ancaman ransomware tersebut yang masuk pada akhir pekan dan memulai serangan pada hari kerja, dapat segera teratasi.
Baca juga:
- Pemerintah Pastikan Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga dan Berdaya Tahan Baik
- Lelang Enam Sukuk Negara Catat Penawaran Masuk Rp4,34 Triliun, Pemerintah Serap Rp1,37 Triliun
- FinExpo 2022 jadi Cara Pelaku Usaha dan OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan
- Tantangan Makin Dinamis, Pemerintah Terus Gaungkan Reformasi Sektor Keuangan Melalui RUU P2SK
LPS sebelumnya menyelenggarakan forum Asia Pacific Regional Committee International Association of Deposit Insurers (APRC IADI) ke-2 tentang "Keamanan Siber dan Manajemen Risiko Perusahaan untuk Penanggung Simpanan” di Bali pada 6-7 November 2022.
“Kunjungan studi selama dua hari oleh para pembicara yang ahli di bidangnya ini, bertujuan untuk memperkaya dan memberikan pengetahuan dan keterampilan penting para peserta tentang Keamanan Siber dan Manajemen Risiko Perusahaan secara menyeluruh dan komprehensif,” ujar Purbaya.
Lebih dari seratus peserta yang hadir secara langsung dalam kegiatan merupakan perwakilan dari otoritas penjamin simpanan di negaranya masing-masing dan lembaga perwakilan dari institusi keuangan internasional yakni World Bank dan IADI.
Para peserta tersebut berasal dari 30 negara yang tersebar dari kawasan Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.