11 Hari Menuju Piala Dunia 2022: Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter Akui Salah Pilih Qatar Jadi Tuan Rumah
JAKARTA — Mantan presiden FIFA Sepp Blatter mengakui memilih Qatar pada 2010 menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 merupakan sebuah kesalahan. Ia menyebut negara Teluk itu sebagai pilihan buruk.
Ini disampaikan Blatter dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swiss Tages Anzeiger. Pengakuan ini menyusul sejumlah kontroversi yang melilit Qatar sejak pertama kali dianugerahi jadi tuan rumah.
"Ini negara yang terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk negara itu," kata Blatter terkait Qatar, negara pertama di Timur Tengah yang menjadi tuan rumah turnamen tersebut, dilansir Asia One, Rabu, 9 November.
Piala Dunia Qatar 2022 memang tinggal hitungan hari. Meski demikian, tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia di negara itu tetap masih menjadi sorotan banyak pihak.
Baca juga:
- Barcelona Menang atas Osasuna, Lewandowski dan Pique Kartu Merah
- Piala AFF 2022 Sudah di Depan Mata, PSSI Ingin Kebut Naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh dan Shayne Pattynama
- Liverpool Mau Dijual dengan Harganya Rp70 Triliun, Berminat?
- Asisten Pelatih Ingin Yerbossynuly Menyerah Sebelum Di-KO Secara Brutal
Blatter, yang memimpin FIFA selama 17 tahun, juga terlibat dalam tuduhan korupsi selama masa jabatannya. Dia dibebaskan dari tuduhan itu oleh pengadilan Swiss pada bulan Juni, tetapi jaksa telah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Blatter mengatakan bahwa FIFA pada 2012 mengubah kriteria yang digunakan untuk memilih negara tuan rumah setelah muncul laporan terkait kondisi pekerja migran di lokasi konstruksi stadion-stadion di Qatar.
"Sejak itu, pertimbangan sosial dan hak asasi manusia diperhitungkan," katanya.
Piala Dunia Qatar akan berlangsung pada 20 November mendatang sampai 18 Desember. Ini adalah kali kedua ajang paling bergengsi itu dihelat di Asia setelah 2002 yang berlangsung di Korea dan Jepang.