IDAI-RSCM Teliti Etanol sebagai Penawar Gangguan Ginjal Akut
JAKARTA - Kalangan pakar dari sejumlah organisasi profesi di Indonesia sedang melakukan penelitian terhadap pemanfaatan cairan etanol sebagai alternatif penawar mengatasi gangguan ginjal akut progresif yang disebabkan keracunan obat.
"Memang benar, etanol salah satu rekomendasi obat untuk antidotum (penawar) gangguan ginjal akut progresif," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dalam jumpa pers terkait update perkembangan gangguan ginjal akut pada anak dilansir ANTARA, Senin, 7 November.
Menurut Syahril, penelitian terhadap etanol hingga saat ini telah memasuki tahap uji coba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sebagai rumah sakit rujukan nasional penanganan pasien ginjal.
Penelitian tersebut dilakukan sejumlah pakar dari kalangan peneliti obat di RSCM bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengatakan hingga saat ini pemerintah masih merekomendasikan penggunaan Fomepizole sebagai penawar gangguan ginjal akut progresif.
"Hanya saja, etanol ini harus dikemas ulang untuk dijadikan obat sehingga dia bisa berfungsi. Berbeda dengan Fomepizole yang sudah siap pakai, sehingga seluruh rumah sakit tinggal memakai," katanya.
Baca juga:
Syahril mengatakan pemanfaatan etanol bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengatasi keracunan obat yang disebabkan senyawa kimia berbahaya, yakni Etilen Glikol (EG) dan Dietilon Glikol (DEG).
Alasannya, jika dilihat dari sisi harga bahan baku, kata Syahril, etanol relatif lebih murah dibandingkan Fomepizole yang dibanderol seharga Rp16 juta per vial.
"Kalau memang nanti perlu, akan kami sampaikan apakah uji yang dilakukan RSCM dan IDAI dalam rangka pemberian penawar dengan etanol ada hasilnya?, nanti kami sampaikan," katanya.