Agar Terkoneksi secara Emosional dengan Pasangan, Tak Melulu Perlu Kata-Kata Romantis
YOGYAKARTA – Mengucapkan kata-kata romantis kepada pasangan, merupakan cara positif untuk tetap terkoneksi secara emosional. Tetapi menurut penelitian terbaru, seseorang tidak perlu melulu mengucapkan cinta untuk tetap terikat secara emosional. Penelitian tersebut menunjukkan reaksi afektif otomatis berkaitan dengan perasaan yang mendalam yang Anda miliki bersama pasangan. Apa itu reaksi afektif otomatis?
Penelitian dilakukan oleh Grace Larsen dan rekan di Dickinson College tahun 2022, yang memprediksi hubungan yang terjalin dengan pasangan bersifat konsekuensional karena adanya ‘reaksi afektif otomatis’. Reaksi afektif bersifat otomatis, dan mungkin tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Tetapi ketika perasaan ini ada, dapat mendorong hubungan yang memuaskan dan langgeng.
Penelitian ini merujuk pada kehidupan sehari-hari, yang mana perasaan dan kata-kata seringnya tak sejalan. Misalnya ketika pulang kerja dan lelah, perasaan Anda mendorong untuk pulang, memeluk pasangan, dan mengucapkan kata betapa Anda mencintai pasangan Anda. Tetapi kenyataannya, Anda berpikir lagi untuk merealisasikan reaksi otomatis tersebut dan hanya kecup pipi sambil menyapa singkat lalu istirahat. Mungkin contoh ini terlalu personal, yang setiap orang akan mengalami realitas berbeda.
Larsen kemudian meminta partisipan yang mengikuti penelitiannya membuat buku harian selama dua minggu. Buku harian ini berisi tentang semua interaksi mereka dengan pasangan mereka dan menilai sejauh mana mereka mengalami hubungan yang positif dan negatif. Hubungan yang positif misalnya memberikan dukungan sedangkan yang negatif kecemburuan.
Waktu bersama dengan pasangan pada setiap partisipan merupakan salah satu variabel yang juga ditindaklanjuti peneliti karena dianggap sebagai persepsi eksplisit dari sebuah hubungan. Ternyata, dari amatan peneliti persepsi eksplisit ini bisa berubah menjadi persepsi implisit yang tidak perlu merealisasikan dengan kata-kata tentang perasaan positif. Semakin hari semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, pasangan lebih implisit dalam mengekspresikan perasaannya. Kecuali mengalami sesuatu yang dramatis yang memengaruhi relasi berdua.
Baca juga:
Karena penelitian ini dalam kerangka laboratorium, artinya perlu dikontekstualisasikan dengan kehidupan sehari-hari. Saran Susan Krauss Whitebourne, Ph.D., dilansir Psychology Today, Jumat, 28 Oktober, cobalah untuk membuat daftar keadaan perasaan yang muncul di kepala Anda sehubungan dengan pasangan Anda. Termasuk apakah ia membentuk jaringan yang aman, kebahagiaan, kesenangan, bahkan sekedar baik untuk Anda. Ini mungkin koneksi mendasar yang bergemuruh saat Anda melakukan tugas sehari-hari.