Terima Dosis Booster Ketiga Vaksin COVID-19, Presiden Biden Ingatkan Antisipasi Gelombang Musim Dingin
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menerima dosis booster vaksin COVID-19 yang diperbarui pada Hari Selasa, menyerukan warga untuk segera menerima dosis serupa, mengantisipasi gelombang infeksi pada musim dingin.
"Yang benar adalah, tidak cukup banyak orang yang menerima (dosis booster). Kita harus mengubahnya sehingga kita semua dapat memiliki musim liburan yang aman dan sehat," kata Presiden Biden sebelum menerima vaksin, melansir The National News 26 Oktober.
Sementara di Twitter, Presiden Biden meminta masyarakat untuk memanfaatkan vaksin hingga obat COVID-19 yang disediakan pemerintah dan gratis.
"Lebih dari 20 juta orang Amerika telah mendapatkan vaksin COVID yang diperbarui. Dan hari ini saya bergabung dengan mereka. Buat rencana untuk mendapatkan kesempatan Anda di http://Vaccines.gov," cuit Presiden Biden di Twitter.
"Kami telah membuat vaksin COVID gratis dan tersedia. Kami telah membuat tes gratis dan tersedia. Kami telah membuat Paxlovid gratis dan tersedia. Gunakan itu. Dan dorong teman, orang yang Anda cintai dan tetangga Anda untuk menggunakannya juga. Itu bisa menyelamatkan hidup," tulisnya di cuitan terpisah.
Otoritas Amerika Serikat bulan lalu menyetujui suntikan penguat bivalen Pfizer dan Moderna yang menargetkan varian virus corona dan Omicron asli.
Lebih dari 19,4 juta orang di AS yang berusia di atas 5 tahun telah menerima dosis penguat yang diperbarui, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Diketahui, Presiden Biden menerima vaksin pertama pada 21 Desember 2020 disusul dosis kedua pada 11 Januari 2021. Kemudian, Ia menerima dosis booster pertamanya pada September 2021.
Karena memenuhi syarat usia, Presiden Biden menerima booster kedua pada Bulan Maret. Tetapi, Ia masih terinfeksi COVID-19 pada bulan Juli.
Presiden Biden memuji suntikan itu karena memastikan dia hanya mengalami gejala ringan penyakit itu, yang diobati dengan resep antivirus Paxlovid.
Terpisah, Presiden Biden meminta Kongres untuk menyetujui lebih dari 22 miliar dolar AS pendanaan COVID-19, yang telah diminta oleh pemerintahannya selama berbulan-bulan.
Koordinator Tanggap COVID Gedung Putih, Dr. Ashish Jha mengatakan, kekurangan pembiayaan telah menyebabkan jeda dalam program pengujian cepat gratis pemerintah, serta persediaan APD yang habis untuk petugas kesehatan.
Untuk diketahui, musim dingin yang segera tiba menimbulkan beberapa tantangan, selain dari kampanye booster yang kurang.
Baca juga:
- Bicara di Telepon, Presiden Biden dan PM Sunak Tegaskan Hubungan Kedua Negara: Sepakat Dukung Ukraina, Bakal Bertemu di KTT G20 Indonesia
- Penasihat Presiden Zelensky Perkirakan Perang Besar akan Terjadi di Kherson
- PM Inggris Rishi Sunak Bakal Lanjutkan Dukung Penuh Ukraina
- Kabinet Baru Terbentuk, Kantor PM Inggris Rishi Sunak: Kerja Keras Dimulai
Berkurangnya orang yang melakukan tes COVID-19 hingga jarangnya otoritas memperbaharui datang, dapat meninggalkan efek suram ketika subvarian baru muncul.
"Kami melihat subvarian baru, kami melihat peningkatan kasus rawat inap di Eropa. Jadi kami tahu ada beberapa tantangan ke depan," sebut Dr. Jha.
Sejak pandemi COVID-19 dimulai, sekitar 1 juta orang telah tewas akibat infeksi di Amerika Serikat.