Saldo Pelanggan Masih Terpotong Dua Kali, Transjakarta Pastikan Tindaklanjuti Tapi Belum Ada Solusi

JAKARTA - Pelanggan Transjakarta masih mengeluhkan saldo pada kartu uang elektronik (KUE) yang terpotong dua kali saat tap in-tap out akibat pembaharuan sistem integrasi tarif sampai saat ini.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor menyebut pihaknya telah menindaklanjuti berbagai aduan untuk melakukan pengembalian atau refund saldo para pelanggan.

Namun, dalam keterangan terbaru Transjakarta, belum ada solusi yang bakal dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kami masih akan tetap memproses aduan yang masuk kepada pelanggan jika laporan tersebut dapat diverifikasi," kata Anang dalam keterangannya, Selasa, 25 Oktober.

Anang menuturkan, aduan ditindaklanjuti dengan menghubungi pelanggan tersebut untuk meminta keterangan kronologi kejadian disertai identitas yang dapat dihubungi. Data-data tersebut menjadi acuan dalam menangani keluhan pelanggan.

Saat ini, terdapat 664 aduan, sebanyak 353 telah merespon dan telah diberikan kartu pengganti. Sedangkan 12 pelanggan menolak memberikan data, sementara sisanya sebanyak 299 belum merespon.

Sementara itu, PT Jaklingko Indonesia juga telah menindaklanjuti 38 persen dari total aduan pelanggan atas saldo KUE yang terpotong dua kali saat tap in/tap out di perjalanan yang sama.

"Untuk penanganan oleh JLI, pelanggan diminta untuk menghubungi melalui pesan WhatsApp melalui nomor customer service 081260001441," ungkap Anang.

Aduan pelanggan Transjakarta soal saldo terpotong dua kali masih terus bermunculan. Salah satunya, pemilik akun Twitter @Dee_iaz yang mengeluhkan dirinya masih mendapat pemotongan saldo dua kali saat tap out dari halte Transjakarta.

"FYI tadi gw naik Transjakarta 7E jam 6,22. Silakan kalau mau laporin saya. Saya siap ketemu atasan anda @PT_Transjakarta," ucap akun @Dee_iaz.

Keluhan juga disampaikan oleh seorang pegawai swasta bernama Norrika. Kepada VOI, Norrika memandang penggantian saldo yang terpotong dari aduan-aduan pelanggan bukanlah solusi. Harus ada pembenahan dari sistem Transjakarta yang diperbarui demi menunjang penerapan integrasi tarif transportasi tersebut.

"Transjakarta itu menurut saya transportasi umum yang paling utama digunakan masyarakat. Bukan masalah ganti ruginya, ya. Tapi harusnya Transjakarta benahi mesin mereka," ungkap Norrika.