Nokia Percaya Metaverse Bakal Gantikan Ponsel di Masa Depan

JAKARTA – Perusahaan telekomunikasi dan ponsel legendaris asal Finlandia, Nokia, dilaporkan memprediksi masa depan ponsel yang banyak digunakan oleh masyarakat global hari ini. Menurut pihak perusahaan, metaverse akan menggantikan posisi smartphone.

Pengalaman metaverse tersebut didukung oleh penggunaan perangkat Virtual Reality (VR) dan juga Augmented Reality (AR). Kedua perangkat pendukung metaverse tersebut memungkinkan banyak orang untuk berinteraksi dengan orang lain dan melakukan sejumlah aktivitas di dunia maya. Selain itu, industri ini diklaim akan mengalmi pertumbuhan signifikan di masa mendatang.

Nokia, salah satu produsen pertama yang menciptakan sistem ponsel, memprediksi jatuhnya tren ponsel yang dikenal saat ini di tangan metaverse. Meskipun ponsel masih akan ada, pengalaman metaverse akan menjadi bentuk komunikasi utama pada paruh kedua dekade ini.

Meskipun perangkat Augmented Reality masih harus menempuh jalan yang panjang, Nokia percaya bahwa akan ada peningkatan minat audiens terhadap perangkat tersebut, yang akan memperkuat dorongan metaverse ini. Kepala strategi dan teknologi Nokia, Nishant Batra yakin akan hal ini.

“Keyakinan kami adalah bahwa perangkat ini akan diambil alih oleh pengalaman metaverse pada paruh kedua dekade ini,” kata Batra, dikutip dari Bitcoin.com News.

Harga AR dan VR Masih Tinggi

Di sisi lain, pihak Nokia juga meyakini kebangkitan dunia digital akan bergantung pada beberapa faktor penting termasuk dorongan yang dilakukan perusahaan seperti Meta untuk menjadikan metaverse sebagai tren. Selain itu, seperti yang telah dinyatakan oleh eksekutif sebelumnya, konsumen lebih mengkhawatirkan tentang harga dan bentuk daripada institusi.

“Adopsi teknologi yang meluas dari kedua perusahaan dan konsumen akan sangat penting untuk benar-benar lepas landas, dan ini juga akan tergantung pada ketersediaan perangkat VR dan AR yang terjangkau dan ergonomis yang terhubung secara nirkabel,” tambah Batra.

Dalam hal ini, harga untuk headset metaverse populer telah mengalami kenaikan akhir-akhir ini, karena Meta meningkatkan biaya Headset dasarnya menjadi 400 dolar AS pada bulan Juli. Awal bulan ini, perusahaan juga memperkenalkan opsi premium, Quest Pro VR, yang dibanderol sehargaa 1.500 dolar AS.

Kendati begitu, monetisasi metaverse akan menjadi hal yang sulit dicapai, karena perusahaan percaya akan ada fragmentasi, dengan monetisasi tergantung pada pertumbuhan kasus penggunaan yang berbeda untuk pengalaman dan perangkat metaverse. Adopsi industri akan lebih mudah dicapai, karena beberapa kasus penggunaan sudah dieksplorasi.

Nokia memprediksi bahwa semua konektivitas ini akan menciptakan celah keamanan, dan perusahaan juga bekerja untuk mengamankan pengguna di metaverse.