Korea Utara Tembakan Artileri ke Zona Penyangga antar-Korea, Korea Selatan: Pelanggaran Nyata Perjanjian Militer
JAKARTA - Penembakan ratusan peluru artileri Korea Utara ke zona penyangga dengan Korea Selatan, dinilai sebagai pelanggaran nyata terhadap perjanjian militer kedua negara dan harus segera dihentikan.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan, Korea Utara menembakkan peluru artileri ke zona penyangga dengan Korea Selatan yang dirancang untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea
Total ada sekitar 100 peluru artileri yang ditembakkan Korea Utara ke Laut Kuning sekitar pukul 10 malam, serta 150 putaran lagi ke Laut Timur mulai pukul 11 malam pada Hari Selasa, menurut JCS.
Peluru artileri jatuh ke zona penyangga timur dan barat di utara Garis Batas Utara, yang didirikan berdasarkan perjanjian antar-Korea tahun 2018 untuk mengurangi ketegangan militer.
"Menembakkan peluru artileri ke zona penyangga timur dan barat merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian militer 19 September, dan kami sangat mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan tindakannya, karena provokasi Korea Utara yang terus berlanjut adalah tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan masyarakat internasional," sebut JCS dalam sebuah pernyataan yang dirilis, melansir Korea Times 19 Oktober.
Diberitakan sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara menembakkan peluru artileri di lepas pantai timur dan barat, setelah Seoul memulai latihan pertahanan tahunan yang bertujuan meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara mengatakan tembakan itu dirancang untuk mengirim peringatan serius ke Korea Selatan, sebagai tanggapan atas penembakan puluhan peluru artileri pada Hari Selasa antara pukul 09:55 dan 17:22 waktu setempat.
"Untuk mengirim peringatan serius sekali lagi, itu memastikan bahwa unit Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) di front timur dan barat, melakukan tembakan peringatan yang mengancam ke arah laut timur dan barat pada malam 18 Oktober, sebagai tindakan balasan militer yang kuat," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh media pemerintah KCNA seperti mengutip Reuters.
Baca juga:
- Tembakan 250 Peluru Artileri di Pantai Barat dan Timur, Tentara Korea Utara: Peringatan Serius, Musuh Harus Menghentikan Provokasi
- Sebut Rusia Gunakan Drone Buatan Iran, Presiden Ukraina Zelensky: Negara Itu Bangkrut, Menuju Kekalahan
- Komandan Baru Pasukan Rusia Akui Ketegangan di Medan Perang dan Sulitnya Situasi di Ukraina Selatan
- Iran Dikabarkan Setuju Mengirim Drone serta Rudal Balistik Fateh dan Zolfaghar untuk Rusia
"Musuh harus segera menghentikan provokasi yang sembrono dan menghasut yang meningkatkan ketegangan militer di daerah terdepan," tegas pernyataan itu.
Diketahui, latihan pertahanan tahunan, yang akan berakhir pada Hari Sabtu, adalah yang terbaru dari serangkaian latihan militer oleh Korea Selatan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegiatan bersama dengan Amerika Serikat dan Jepang.