Buruh Keluhkan Kenaikan Harga Pangan dan Kebutuhan Hidup Akibat Meningkatnya Harga BBM

JAKARTA - Ribuan buruh yang menggelar aksi demo di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 Oktober, menuntut pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, bagi mereka, kenaikan BBM berimbas pada kenaikan sejumlah harga pangan dan kebutuhan hidup.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, sudah terbukti harga-harga melambung tinggi, inflasi diperkirakan pemerintah 6,5 persen. Sesungguhnya di kelas menengah ke bawah, kelas buruh, kelas petani, dan lainnya, inflasi makanan itu sekitar 15 persen.

Said Iqbal juga mengatakan, angka tersebut disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Partai Buruh. Kenaikan harga BBM juga berdampak pada inflasi di bidang transportasi.

"Inflasi transportasi, biasa Rp4.000, angkot sekarang naik Rp2.000 artinya inflasi 50 persen, berarti delapan kali lipat dari inflasi kita membayar transportasi," katanya.

Kenaikan harga BBM juga berdampak pada meningkatnya harga sewa tempat tinggal yang terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah.

"Ketiga, inflasi perumahan, perumahan sekarang naik Rp50.000 dari rata-rata ongkos sewa rumah Rp500.000. Naik 10 persen," ujarnya.

Akibat inflasi yang terjadi pada tiga bidang itu, sambungnya, daya beli masyarakat yang menurun sekitar 30 persen akibat kenaikan harga BBM.

Sementara aksi unjukrasa buruh itu mulai berangsur membubarkan diri dari kawasan Patung Kuda sekitar pukul 15.00 WIB. Petugas kepolisian juga mulai membuka akses kendaraan ke arah Istana Negara.