Penumpang Mabuk yang Pukul Pramugara Turkish Airlines Ternyata Pilot
MEDAN - Tindakan seorang penumpang yang berulah di dalam kabin maskapai Turkish Airlines TK 56 dengan rute Turki-Jakarta membuat pesawat harus mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Penumpang yang diketahui merupakan WNI itu bernama John Jaiz Boudewijn. Dia berulah dengan memukul seorang pramugara.
Aksi pemukulnya itu terekam kamera dan beredar luas di media sosial. Dari informasi yang didapat, pria bernama John Jaiz Boudewijn merupakan seorang pilot Batik Air.
Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP Herwansyah membenarkan informasi soal John Jaiz seorang pilot.
"Informasinya dia pilot," kata AKBP Herwansyah dikonfirmasi VOI, Rabu 12 Oktober.
AKBP Herwansyah mengatakan, saat ini Polda Sumut belum menangani kasus pemukulan tersebut. Ia menyebut, pihaknya belum menerima pelimpahan dari Otoritas Bandara Kualanamu.
"Coba konfirmasi aja ke Kualanamu," sebutnya.
Baca juga:
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan dalam keterangannya, Rabu, 12 Oktober menjelaskan kronologi peristiwa itu.
"Informasi dari petugas Turkish Airlines di Bandara Soetta bahwa delayed terjadi dikarenakan adanya penumpang WNI di pesawat Turkish Airlines yang mabuk, kemudian memukul salah seorang pramugara pesawat Turkish Airlines saat pesawat masih mengudara," ujar Kombes E. Zulpan dalam keterangannya, Rabu, 12 Oktober.
Berdasarkan laporan yang diterima, WNI itu bernama John Jaiz Boudewijn. Pemukulan itu disebut karena dia tak terima ditegur agar tertib.
Bahkan, akibat kelakuannya itu, para penumpang lainnya emosi. John Jaiz Boudewijn pun dipukuli.
"Memancing amarah penumpang lain nya untuk memukul penumpang WNI yang mabuk sampai mengalami luka-luka," ungkapnya.
Hingga akhirnya, pesawat itu mendarat di Bandara Kualanamu. Begitu pun dengan Jhon, dia diturunkan agar situasi kondusif.
Pesawat tersebut kemudian melanjutkan penerbangannya menuju Bandara Soetta. Akibat tingkah laku Jhon, jadwal penerbangan pun terganggu.
Sebab, di jadwal awal, pesawat itu seharusnya mendarat pukul 18.05 WIB. Tapi, tertunda satu jam menjadi pukul 19.05 WIB.
"Pesawat melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta dan tetap landing di Bandara Soekarno Hatta namun berdasarkan data manifest berkurang satu orang penumpang," kata Zulpan.