Di Tengah Isu Krisis Pangan, Indonesia Tetap Optimistis Ekspor Pertanian Bertumbuh
MINAHASA - Irjen Kementerian Pertanian Jan Samuel Maringka saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Minahasa optimistis nilai ekspor pertanian Indonesia dari tahun ke tahun akan terus bertumbuh.
"Di tahun 2019 realisasi nilai ekspor pertanian itu mencapai hampir Rp390 triliun, di tahun 2020 mencapai Rp451 triliun dan di tahun 2021 mencapai Rp625 triliun," kata Maringka saat melakukan monitoring dan evaluasi program Kementan di Provinsi Sulawesi Utara dikutip Antara, Senin 10 Oktober.
Dinamika ini mengartikan ekspor pertanian terus meningkat dan akan meningkat lagi.
"Saya membuktikan pada saat Mei lalu melalui Pelabuhan Bitung, kita sudah melepas produk ekspor yang nilainya mencapai sekitar Rp1,2 triliun. Artinya apa? Hasil ekspor dari sektor pertanian menunjukkan nilai yang begitu tinggi di wilayah Sulawesi Utara," katanya.
Terus meningkatnya nilai ekspor ini, menurut Irjen tidak bisa dilepaskan dari jasa-jasa petani, serta dinas pertanian yang menjadi penggeraknya.
"Nah mau tidak mau, suka tidak suka, ketika dunia menghadapi krisis pangan kita harus berbangga bahwa Indonesia khususnya di Sulawesi Utara proses program pertanian ini bisa berjalan," katanya.
Berjalannya program pertanian ini bisa terlihat dari ketersediaan komoditas beras, jagung, cabai, tomat serta produk pertanian dan sektor lainnya.
"Buka pintu ada beras, buka pintu ada jagung, ada yang namanya cabai, ada yang namanya tomat, ada yang namanya daging, ada yang namanya ikan, kita tidak kesulitan," ujarnya.
Baca juga:
- Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Apresiasi Pengendalian Inflasi Makassar
- Gelar Program 'Kompor', Pemprov Jabar Dorong Potensi Ekspor UMKM
- Hade Pisan! Jabar Ekspor Ubi Cilembu ke Hongkong 300.000 Dolar AS
- Jaga Komitmen Prinsip ESG, Pertamina EP Berdayakan Petani dengan Program Pesona Subang dan Jejak Setapak
Maringka mengingatkan, kondisi ini tidak boleh berpuas diri karena itu program pengawasan yang dilakukan sekarang kita mengarah pada upaya yang disebut dengan 'jaga pangan'.
"Jaga pangan ini adalah salah satu bentuk program yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian untuk mengawasi agar program-program pertanian itu bisa berjalan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran," jelasnya.
Bupati Minahasa, Royke Octavian Roring memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian yang sudah menjawab kebutuhan petani di kabupaten tersebut.
"Terima kasih atas pilihan Kabupaten Minahasa menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Kementan di Sulawesi Utara," ujarnya.
Bupati Roring kemudian menyentil ketersediaan pupuk bersubsidi yang terkadang tiba setelah musim tanam, begitupun dengan kebutuhan benih.
"Kami berharap hal-hal ini (ketersediaan pupuk bersubsidi dan benih) boleh mendapatkan perhatian," harapnya.
Usai memberikan sambutan, Irjen Maringka, bersama pejabat Kementan membagikan bantuan untuk Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara, serta kelompok-kelompok tani.