PVMBG Ungkap Potensi Pergerakan Tanah Saat Musim Hujan
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi pergerakan tanah saat musim hujan untuk meminimalkan risiko bencana.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan Indonesia memiliki curah hujan tinggi dengan kontur tanah bergelombang dan tersusun dari bebatuan lemah sehingga rentan mengalami pelapukan dan longsoran.
"Kami secara rutin sudah menyampaikan peta prakiraan gerakan tanah yang dikirim ke seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Kami berharap dengan adanya penyampaian peta prakiraan gerakan tanah itu menimbulkan kehati-hatian terutama saat hujan," kata Hendra dalam konferensi pers dilansir ANTARA, Kamis, 6 Oktober.
Sebagai negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia mencapai 127 gunung api membuat Indonesia memiliki jenis tanah pelapukan hasil dari letusan gunung api.
Tanah jenis itu memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan maupun pegunungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan pergerakan tanah saat hujan dengan intensitas tinggi.
Apabila perbukitan dan pegunungan tersebut tidak ditanami pohon dengan akar kuat dan dalam maka daerah itu rawan terjadi gerakan tanah.
Hendra meminta pemerintah daerah menyosialisasikan peta prakiraan pergerakan tanah itu hingga ke tingkat desa agar masyarakat yang bermukim di daerah rawan pergerakan tanah bisa memperoleh informasi.
Selain mengirim peta peringatan dini gerakan tanah secara fisik, peta versi digitalnya juga bisa dilihat langsung melalui laman resmi https://vsi.esdm.go.id/ terkait kebencanaan geologi Kementerian ESDM.
Baca juga:
Hendra menuturkan saat ini pihaknya sedang mengakselerasi semua peta kawasan rawan bencana, termasuk gerakan tanah agar bisa diakses secara mudah oleh masyarakat.
"Kami juga selalu menerima kalau ada pertanyaan langsung terhadap fenomena yang dilaporkan oleh masyarakat setempat," ujarnya.
Pada 14 September 2022, hujan dengan intensitas tinggi dan kondisi tanah yang labil memicu fenomena pergerakan tanah di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Gerakan tanah itu menyebabkan 278 kepala keluarga atau 1.020 jiwa terdampak dan tidak ada korban jiwa dalam fenomena geologi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian PVMBG, Babakan Madang masuk dalam potensi pergerakan tanah tinggi.
Zona itu sering terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, sedangkan gerakan tanah lama dan baru masih aktif bergerak akibat curah hujan tinggi dan erosi yang kuat.