Mobilisasi Militer Kremlin Tak Sesuai Target, Ada yang Bunuh Diri Hingga Meninggal Serangan Jantung

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui mobilisasi parsial untuk memperkuat operasi militer Rusia di Ukraina tidak berjalan mulus. Dan fakta di lapangan memang berkata seperti itu.

Dikutip dari Moscow Times, Senin 3 Oktober, sedikitnya enam tentara Rusia yang baru dimobilisasi, meninggal sejak waktu dimulai, kata pengacara hak asasi manusia Pavel Chikov .

Tiga tentara tewas di sebuah pusat pelatihan tentara di wilayah Sverdlovsk.

"Saya mengonfirmasi bahwa tiga orang telah tewas," kata anggota parlemen federal Maxim Ivanov kepada EAN.

“Salah satu pria yang dimobilisasi meninggal karena serangan jantung dan yang lainnya bunuh diri. Yang ketiga dipulangkan dan dikirim pulang, di mana dia meninggal karena sirosis hati," lanjutnya.

Saluran Telegram ASTRA mengidentifikasi pria yang dilaporkan bunuh diri sebagai warga berusia 46 tahun dari wilayah Kurgan yang bertetangga. Otoritas setempat telah membuka penyelidikan.

Di pelabuhan Timur Jauh Vladivostok, Sergei Fedoseenko, 39, meninggal karena serangan jantung setelah dia ditahan di kantor pendaftaran lokal.

Anggota baru lainnya, yang diidentifikasi sebagai Boris Shavaev dari republik Kabardino-Balkaria, tewas di sebuah pangkalan militer, lapor media.

Di wilayah Tyumen Siberia, media lokal melaporkan bahwa seorang tentara tewas ditemukan di sebuah kantor pendaftaran.

Ada ekspresi ketidakpuasan publik yang meluas dari pejabat dan warga atas cara mobilisasi ditangani, termasuk keluhan tentang petugas pendaftaran yang mengirimkan surat panggilan kepada orang-orang yang jelas-jelas tidak memenuhi syarat.

Itu mengakibatkan ribuan pria telah melarikan diri dari Rusia, untuk menghindari wajib militer yang dianggap sebagai pendaftaran mereka yang memiliki pengalaman militer dan spesialisasi yang dibutuhkan. Namun, sering kali tampak mengabaikan catatan layanan individu, kesehatan, status pelajar, atau bahkan usia.

Sekitar 2.000 orang juga telah ditangkap pada protes anti-perang yang tidak disetujui di lebih dari 30 kota besar dan kecil, dengan beberapa dari mereka segera diberikan surat panggilan, sesuatu yang menurut Kremlin benar-benar legal.

"Dalam mobilisasi ini, banyak pertanyaan yang muncul, dan semua kesalahan harus diperbaiki dan dicegah agar tidak terjadi di masa depan," tegas Presiden Putin, melansir Reuters 30 September.

"Misalnya, saya memikirkan ayah dari banyak anak, atau orang yang menderita penyakit kronis, atau mereka yang sudah melewati usia wajib militer," tandas Presiden Putin.