Soal Migrasi Elpiji 3 Kilogram ke Kompor Listrik, Ridwan Kamil: Ibarat Mau Masak Indomie tapi Harus Matikan Listrik Satu Rumah

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai program migrasi kompor listrik masih akan terus mendapatkan penolakan dari masyarakat. Hal ini karena daya yang dibutuhkan kompor listrik yang ada di pasaran saat ini masih terlalu tinggi.

"Kompor listrik yang ada di pasaran ini watt-nya masih tinggi sekali. Jadi ibarat mau masak indomie tapi harus matiin listrik rumah se-kost-an. Nah ini tidak populer," tutur Ridwan saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin, 3 Oktober.

Menurut Ridwan, program ini bisa terealisasi asalkan telah ditemukan teknologi baru yang membuat daya watt kompor listrik lebih rendah. Termasuk juga teknologi yang membuat proses memasaknya tidak terlalu lama.

"Makanya sebelum ada teknologi kompor listrik rendah daya, kampanye ini agak susah (terealisasi)," ungkap Emil.

Sementara itu, kata Emil, dari sisi sumber energinya, justru berlebih. Bahkan program migrasi kompor listrik tersebut berangkat dari PLN yang kelebihan suplai.

"Jadi sumber listrik kita ini berlimpah makanya kemarin ada wacana bikin (program migrasi) kompor listrik," katanya.

Diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN resmi menghentikan uji program pengalihan kompor elpiji kemasan 3 kilogram ke kompor listrik.

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa program uji coba konvensi kompor elpiji 3 kg ke kompor induksi listrik telah dihentikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Kata Pahala, keputusan ini sesuai dengan kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas).

"Ya begitulah kurang lebih (dihentikan)," katanya ditemui di Sarinah, Jakarta, Rabu, 28 September.

Lebih lanjut, Pahala mengatakan belum ada penjelasan lebih jauh apakah program konversi kompor gas elpiji 3kg ke kompor listrik akan dilanjutkan kembali.

"Kelihatannya kita memang belum ada rencana untuk melanjutkan untuk penggunaan dari kompor induksi tadi," jelasnya.

Terkait dengan nasib kompor listrik yang sudah terlanjur diberikan ke masyarakat, Pahala mengaku tidak mengetahui secara pasti. Ia menyarankan untuk bertanya lebih lanjut kepada PLN.