Pemerintah Malaysia Siap Bantu Indonesia Terkait Tragedi Kanjuruhan
JAKARTA - Insiden Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu malam mendapat perhatian pemerintah Malaysia. Selain mengungkap rasa belasungkawa, Kementerian Menteri Belia dan Sukan (Pemuda dan Olahraga) Malaysia juga menyatakan siap memberikan bantuan apapun.
Pernyataan itu diutarakan oleh Menteri Datok Seri Ahmad Faizal Azumu dan ditujukan khusus pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Tawaran itu diutarakan Datok Seri Ahmad karena baginya Indonesia bukan hanya sekadar negara tetangga tapi juga seperti saudara yang saling membantu di masa sulit.
“Mari kita semua selalu memiliki semangat sportivitas yang tinggi dalam olahraga untuk kebaikan bersama. Atas kejadian itu kami siap berikan bantuan apapun untuk perkembangan ke depan,” ucap Datok Seri Ahmad Faizal Azumu dikutip dari Bernama, Senin.
Selain itu, Datok Seri Ahmad juga berharap kejadian mencekam di dunia olahraga khususnya sepak bola tidak terulang lagi. Kata dia, tragedi Stadion Kanjuruhan cukup jadi pelajaran penting bagi banyak pihak agar tak ada berita serupa di manapun.
Baca juga:
- Meski Liga 1 Dihentikan, PSSI Pastikan Laga Timnas Indonesia vs Guam Tetap Dilanjutkan
- Buntut Tragedi Stadion Kanjuruhan, PSSI Pastikan Panpel dan Arema Malang Bakal Disanksi Berat
- Hasil Liga Inggris: Hattrick Haaland dan Foden Bawa Manchester City Bungkam Manchester United 6-3
- Laga Lawan Bhayangkara FC Dibatalkan, Suporter PSIS Tetap Datang ke Stadion Demi Peringati Tragedi Stadion Kanjuruhan
“Semoga kejadian ini menjadi pengingat dan pelajaran bagi semua pihak dan kita juga tidak ingin kejadian serupa terulang di Indonesia, Malaysia, atau negara lain di dunia,” lanjutnya.
Insiden Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menyedot perhatian dunia karena menyebabkan jatuhnya korban yang mencapai ratusan jiwa akibat kerusuhan. Tercatat, tidak kurang dari 125 orang, termasuk dua polisi dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Dilihat dari catatan korban tewas, ini jadi yang terparah kedua setelah tragedi sepak bola di Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 24 Mei 1964 silam dengan korban jiwa 328 orang.