MALANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan siap membantu proses autopsi terhadap dua korban tragedi Kanjuruhan, yang rencananya digelar pada 5 November.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Saiful Anwar dr. Syaifullah Asmiragani mengatakan meskipun saat ini belum ada permintaan untuk membantu pelaksanaan autopsi, namun pihak rumah sakit siap jika dibutuhkan.
"Terkait penggalian jenazah, saya masih belum mendapatkan surat permintaan. Tapi kalau kami diminta, akan kami lakukan," kata Syaifullah dikutip ANTARA, Selasa, 1 November.Syaifullah menjelaskan, saat ini RSUD Saiful Anwar sudah menyiapkan langkah antisipasi jika dalam waktu dekat ada permintaan untuk membantu autopsi yang langsung dilakukan di tempat korban dimakamkan dengan proses ekshumasi.
Menurutnya, jika nantinya RSUD Saiful Anwar diminta untuk membantu proses autopsi tersebut, pihaknya menerjunkan salah satu dokter ahli forensik.
Tim yang melaksanakan autopsi tersebut, diperkirakan tidak semuanya berasal dari rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.
"Seandainya memang ada (permintaan), yang akan melakukan pemeriksaan adalah tim. Termasuk persatuan ahli forensik di Jatim, tidak hanya RSUD Saiful Anwar, supaya dapat gambaran yang objektif," ujarnya.
Ia menambahkan dalam pemeriksaan autopsi dibutuhkan banyak pendapat dari ahli agar bisa lebih objektif. Tim tersebut, diperkirakan berisi lebih dari satu dokter ahli untuk melakukan proses autopsi kepada dua korban tragedi Kanjuruhan.
"Pasti lebih dari satu dokter. Apalagi dalam kasus ini diminta data yang objektif, sehingga saya yakin yang akan melakukan evaluasi dokternya lebih banyak lagi," katanya.
Proses autopsi dua korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur rencananya dilaksanakan pada 5 November 2022 untuk mencari penyebab kematian korban setelah keluarga korban menyetujui proses tersebut.
Dalam pelaksanaan autopsi tersebut akan melibatkan enam ahli yang satu di antaranya berasal dari tim Kedokteran Kepolisian (Dokpol). Sementara lima lainnya berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dan universitas.
BACA JUGA:
Devi Athok yang merupakan ayah korban dan pihak keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi kepada dua orang putrinya berinisial N dan N, yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan pascalaga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.