Kapolri Terjun Langsung ke Malang Tangani Kasus Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertolak ke Malang, Jawa Timur, hari ini.
Hal itu guna menangani kerusuhan pasca pertandingan sepak bola antara Arema Malang (Arema) FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu malam kemarin.
Listyo bertolak ke Malang bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menegaskan, pihaknya akan bergerak cepat menangani kerusuhan yang menewaskan ratusan suporter ini.
"Hari ini Kapolri akan melaksanakan rapat dengan Menpora dan pemerintah daerah setempat dan hasilnya akan dievaluasi terlebih dahulu tentunya akan disampaikan ke rekan-rekan media," ujar dia kepada wartawan, Minggu, 2 Oktober.
Dia mengatakan, Kapolri telah menerjunkan tim DVI langsung menuju ke Malang.
Seluruh tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Malang, RS Bhayangkara Kediri dan RS Bhayangkara Surabaya dikerahkan guna mempercepat proses identifikasi korban dan memberikan pelayanan kesehatan ke korban luka.
Dedi menyebut, fokus Polri saat ini ada dua. Pertama kerjasama dengan tim medis setempat dalam rangka memberikan pelayanan medis yang terbaik. Hal ini agar jumlah korban tak terus bertambah.
"Yang kedua dengan jumlah korban yang begitu banyak tim DVI bekerja keras untuk segera identifikasi korban meninggal dunia dengan cepat agar korban dapat dikembalikan kepada keluarga masing-masing," ucap dia.
Baca juga:
Diberitakan sebelumnya, dunia sepak bola Tanah Air berduka buntut kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema Malang (Arema) melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam. Sejauh ini sebanyak 127 orang menjadi korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut dua di antaranya merupakan anggota Polri. Sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat. Hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.