Soraya Shahidy Melanggar Pantangan Tato di Afghanistan
JAKARTA - Soraya Shahidy dengan hati-hati meletakkan stensil di lengan Nargis Merzayi sebelum menggoreskan tato terbaru di salonnya di ibu kota Afghanistan, Kabul. Tato merupakan rutinitas normal di studio-studio di seluruh dunia, namun tidak di Afghanistan.
Di negara konservatif itu karya seni Shahidy adalah pantangan. Pendapat mayoritas ulama negeri itu, tato dilarang oleh agama Islam. Hal itu juga yang membuat Shahidy yakin bahwa dirinya adalah seniman tato wanita pertama di Afghanistan.
"Saya bisa saja melakukan profesi ini di luar negeri. Tetapi saya ingin melakukannya di Afghanistan karena tidak ada seniman tato wanita di negara ini," katanya kepada Reuters, dikutip Senin, 30 November.
Shahidy, yang kini berusia 27 sempat belajar di Turki dan Iran. Ia menegaskan karya seninya sah dalam Islam. "Saya percaya tidak hanya pria yang bisa mengaplikasikan tato. Wanita juga bisa melakukannya."
"Beberapa ulama mengatakan tato dilarang. Tetapi ada ulama lain yang mengatakan sebaliknya," kata Shahidy.
Shahidy menambahkan, saat ini makin banyak kaum muda Afghanistan yang tertarik ditato. "Sebagian besar klien menginginkan tato di pergelangan tangan, lengan, leher, dan kaki."
"Anak perempuan lebih tertarik dengan desain tato yang halus seperti bunga, kupu-kupu dan capung, atau nama-nama orang yang mereka cintai. Tetapi beberapa anak laki-laki memilih desain yang lebih aneh."
Baca juga:
Seorang klien, katanya, menginginkan tato dari batu nisan bertuliskan "relawan kematian". Klien Shahidy yang tengah digambar saat wawancara berlangsung, Merzayi, sudah lama tertarik memiliki tato dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan dengan desain di bagian dalam lengan bawahnya.
"Tato saya dalam tulisan tangan Hindi yang artinya keberanian," katanya.
Seperti banyak orang di negara itu, Shahidy memikirkan kemungkinan kembalinya kekuasaan oleh Taliban, yang sedang melakukan pembicaraan perdamaian dengan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang selama dua dekade.
Namun, dia menyatakan keyakinannya bahwa negara itu telah berubah secara dramatis sejak kelompok Islam garis keras digulingkan pada tahun 2001. “Kami bukanlah orang yang bisa dengan mudah kehilangan pencapaian yang telah kami raih selama beberapa tahun terakhir."