Amerika Serikat Siapkan Sanksi Baru Terhadap Rusia Terkait Rencana Aneksasi

JAKARTA - Amerika Serikat dalam beberapa hari mendatang akan mengenakan sanksi ekonomi pada Moskow, atas referendum 'palsu' yang diadakan oleh Rusia di wilayah pendudukan Ukraina, Departemen Luar Negeri mengatakan pada Hari Rabu.

"Kami akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Rusia dan individu, serta entitas yang membantu mendukung upaya perampasan tanahnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan, melansir Reuters 29 September.

"Anda dapat mengharapkan tindakan tambahan dari kami dalam beberapa hari mendatang," sambungnya.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan langkah-langkah itu akan mencakup hukuman pada individu dan entitas, baik di dalam maupun di luar Rusia yang mendukung aneksasi.

Moskow siap pada Rabu untuk mencaplok petak Ukraina, merilis apa yang disebut penghitungan suara menunjukkan dukungan di empat provinsi yang diduduki sebagian untuk bergabung dengan Rusia, setelah apa yang dikecam Kyiv dan Barat sebagai referendum palsu ilegal diadakan di bawah todongan senjata.

Pihak berwenang yang didukung Rusia mengklaim, telah melakukan referendum selama lima hari di wilayah yang membentuk sekitar 15 persen dari Ukraina.

Jean-Pierre mengatakan, Amerika Serikat tidak akan mengakui wilayah yang dicaplok Rusia di seluruh Ukraina.

"Berdasarkan informasi kami, setiap aspek dari proses referendum ini telah direncanakan sebelumnya dan diatur oleh Kremlin," katanya.

Presiden Vladimir Putin dapat mengumumkan pencaplokan itu dalam pidatonya dalam beberapa hari, lebih dari seminggu sejak dia mendukung referendum, memerintahkan mobilisasi militer di dalam negeri dan mengancam akan membela Rusia dengan senjata nuklir jika perlu.

Sebelumnya pada Hari Rabu, kepala koordinasi sanksi Departemen Luar Negeri AS, James O'Brien, mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, Washington akan melihat ke sektor keuangan dan teknologi tinggi, terutama untuk eksploitasi energi, dan pelanggar hak asasi manusia dalam tindakan sanksi di masa depan.

"Akan ada lebih banyak paket. Kami sedang mengerjakan lebih banyak sanksi," terang O'Brien kepada komite.

"Semuanya ada di atas meja," katanya.

Diketahui, Amerika Serikat telah memberlakukan beberapa tahap sanksi yang menargetkan Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.

Sanksi AS sebelumnya termasuk penurunan impor teknologi mutakhir Moskow seperti semikonduktor, sensor, dan navigasi yang diperkirakan akan merusak kemampuan jangka panjang Rusia untuk memproduksi bahan bakar fosil seperti minyak.