Cerita Australia Day, Hari Terkelam bagi Suku Aborigin
JAKARTA - Setiap 26 Januari, warga Australia merayakan Australia Day. Banyak acara besar yang diselenggarakan di seluruh negeri, seperti konser, pesta pantai, dan parade yang mempertemukan komunitas dari semua budaya. Namun. sebenarnya bagaimana bisa 26 Januari menjadi Australia Day?
Pada 26 Januari 1788, seorang kapten bernama Kapten Arthur Phillip menginjak tanah Australia untuk pertama kalinya. Kapten Phillip diutus oleh Inggris untuk memandu 11 armada kapal untuk membawa narapidana ke area koloni mereka tersebut yang berada di New South Wales, yang merupakan bagian dari Australia.
Saat itu Inggris berencana membuat New South Wales sebagai tempat penghukuman bagi para narapidana. Sejak Oktober 1786, pemerintah Inggris telah menunjuk Arthur Phillip dengan kapal HMS Sirius dan menugaskan Arthur untuk mendirikan kamp pertanian di New South Wales untuk para narapidana.
Dikutip dari History, bukan hal yang mudah untuk Phillip melakukan tugas tersebut. Phillip tidak terlalu mengetahui keadaan New South Wales, membuatnya tidak memiliki ide dan harapan dari tanah misterius dan jauh tersebut.
Phillip pun mengalami kesulitan besar dalam membentuk armada yang akan melakukan perjalanan. Phillip mengajukan petani yang berpengalaman untuk ikut bersamanya agar dapat mengajari narapidana, namun permintaan tersebut berulang kali ditolak. Phillip juga tidak didanai dengan baik dan tidak dilengkapi dengan perbekalan yang layak.
Meskipun demikian, Phillip ditemani oleh anggota marinir dan perwira. Phillip memimpin 1.000 orang, yang 700 di antaranya berstatus narapidana. Pelayaran menuju Australia memakan waktu delapan bulan dan selama perjalanan, sekitar 30 orang meninggal dunia.
Tahun-tahun pertama menetap di New South Wales merupakan tahun penuh bencana. Kondisi tanah yang buruk, iklim yang tidak biasa, dan para pekerja yang tidak tahu apa-apa tentang pertanian, Phillip mengalami kesulitan besar untuk menjaga orang-orang tersebut untuk tetap hidup.
Phillip dan armadanya mengalami kelaparan selama beberapa marinir yang datang bersama Phillip tidak menjaga ketertiban dengan baik. Phillip akhirnya memutar otak agar semua bisa bertahan hidup dengan mengambil keputusan memilih beberapa narapidana untuk menjadi pengawas.
Meskipun Phillip kembali ke Inggris pada 1792, orang-orang yang menetap di New South Wales semakin makmur pada pergantian abad ke-19. Rasa patriotisme mereka pun muncul, mereka mulai menentukan 26 Januari sebagai hari jadinya. Pada 1818, 26 Januari ditentukan menjadi hari libur resmi, menandai peringatan 30 tahun pemukiman Inggris di Australia.
Kontroversi Australia Day
Meski demikian, tak sedikit yang setuju dengan perayaan Australia Day. Karena di sisi lain, Australia Day juga menandakan sebagai dimulainya penduduk asli Australia yaitu Suku Aborigin, terusir dari tanahnya sendiri.
Bangsa Inggris yang datang kala itu menjajah tanah mereka, mengusir dan membunuh orang-orang Aborigin. Oleh karena itu, 26 Januari juga tak hanya dikenal sebagai Australia Day namun juga Survival Day.
Pada 26 Januari 1838, diingat sebagai hari terburuk orang Aborigin. Polisi dan pendatang memburu keluarga Aborigin di Waterloo Creek, utara New South Wales. Para polisi mengejar mereka hingga beberapa kilometer sebelum akhirnya ditembak di sebuah sungai kecil di barat laut New South Wales.
Catatan resmi menyatakan setidaknya 40 orang terbunuh, termasuk anak-anak. Tetapi sejarawan lain mengatakan ratusan orang Aborigin meninggal hari itu. Pembunuhan terjadi bersamaan dengan peringatan 50 tahun pendudukan Inggris terhadap Australia, yang saat itu dirayakan di Sydney.
Namun sejarawan lain juga mengatakan bahwa diperkirakan ribuan orang Aborigin telah terbunuh sejak hari pertama pendudukan Inggris di Australia. Perjuangan untuk menetap di tanah mereka dan bertahan hidup seringkali berakhir dengan aksi brutal dan berdarah antara Suku Aborigin dan pendatang.