Seribuan Anggota Royal Navy Kawal Pemakamannya: Ratu Elizabeth II Adalah Putri, Istri dan Ibu Perwira Angkatan Laut

JAKARTA - Seribu lebih prajurit Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Royal Navy, termasuk Marinir Kerajaan, Royal Marines, akan ambil bagian dalam pemakaman Ratu Elizabeth II yang digelar di London hari ini, bergabung dengan prajurit Angkatan Darat dan Angkatan Udara.

Inti dari mereka adalah 98 pelaut yang akan menarik Kereta Meriam, yang digunakan untuk membawa peti mati Ratu Elizabeth II. Sementara, 40 pelaut lainnya akan bertindak sebagai rem, mengutip Royalnavy.mod.uk, Senin 19 September.

Itu semua tidak terlepas dari ikatan yang kuat antara Ratu Elizabeth II dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut Kerajaan Inggris Stephen Prince mengatakan, mendiang Ratu Elizabeth II memiliki hubungan erat dengan Royal Navy.

"Akan sangat sulit untuk menemukan siapa pun yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Angkatan Laut Kerajaan, karena ratu adalah putri seorang perwira angkatan laut, dia menikah dengan seorang perwira angkatan laut dan dua putranya kemudian menjabat sebagai perwira angkatan laut," ujarnya, seperti dikutip dari The National News.

Ratu Elizabeth II saat mengisi buku tamu HMS Neptune didampingi Duke of Edinburgh tahun 1974. (Sumber; National Museum of the Royal Navy)

Ratu Elizabeth II pun bangga menyebut kedekatannya dengan Angkatan Laut, seperti saat peluncuran tugas Kapal Induk HMS Queen Elizabeth (R08) di Portsmouth tahun 2017 lalu.

"Sebagai putri, istri dan ibu dari perwira angkatan laut, saya menyadari tuntutan unik yang diminta negara kita dari Anda dan saya akan selalu menghargai hubungan khusus saya dengan HMS Queen Elizabeth, anggota dan keluarganya," tukas Ratu kala itu.

Kata-katanya menggarisbawahi pentingnya Angkatan Laut Kerajaan baginya.

"Lord Mounbatten memberitahu ayah saya yang akan naik menjadi raja, tidak ada persiapan yang lebih tepat untuk menjadi raja, daripada dilatih di Angkatan Laut Kerajaan," ujar Ratu saat penamaan kapal induk di tahun 2014.

'Hubungan' pertama Ratu Elizabeth dengan Royal Navy terjadi saat ia dilahirkan dalam keluarga angkatan laut. Ayahnya, George VI, bertugas sebelum dan selama Perang Besar,

termasuk di Pertempuran Jutlandia di kapal perang HMS Collingwood.

Ratu Elizabeth II saat menginspeksi pasukan HMS Ark Royal pada  Golden Jubilee Event di Portsmouth tahun 2002. (Sumber: National Museum of the Royal Navy)

Setahun setelah kelahiran Putri Elizabeth, Duke dan Duchess of York melakukan kunjungan resmi ke Australia di HMS Renown tahun 1927

Dia bergabung dengan orang tuanya di atas Royal Yacht Victoria and Albert yang lama pada tinjauan Armada Penobatan pada tahun 1937.

Dua tahun kemudian dia dijamu oleh Pangeran Philip Mountbatten muda saat Raja dan Ratu mengunjungi Britannia Royal Naval College. Mereka berkorespondensi selama perang hingga akhirnya menikah pada November 1947.

Dengan begitu, selain berstatus Putri Kerajaan, Ia juga istri perwira angkatan laut. Ketika itu, Pangerang Philip yang berpangkat Letnan Satu, bergabung dengan Armada Mediterania di kapal perusak HMS Checkers dan belakangan memimpin fregat HMS Magpie.

Pada waktunya, Raja Charles III di masa muda mengikuti jejak sang ayah. Ia berlatih sebagai pilot helikopter angkatan laut dan kemudian mengambil alih komando kapal penyapu ranjau HMS Bronington.

HRH Putri Elizabeth dan HRH Pangeran Philip tiba di Kapal Perang HMS Anson tahun 1950-an. (Sumber: National Museum of the Royal Navy)

Ini diikuti oleh adik-adiknya. Pangeran Andrew bertugas di Falklands sebagai pilot helikopter di Skuadron 820, menerbangkan Sea Kings dari HMS Invincible, dan kemudian memimpin kapal pemburu ranjau HMS Cottesmore.

Putri Anne, The Princess Royal, telah menjadi Komandan Utama untuk wanita di Royal Nanvy sejak 1974. Sementara Pangeran Edward, Earl of Wessex, telah menjadi Commodore-in-Chief of the Royal Fleet Auxiliary sejak 2006.

Menariknya, mungkin tidak banyak orang terlibat dalam peluncuran kapal Angkatan Laut sebanyak dirinya, yang sudah akrab dengan prosesi tersebut sejak usia 18 tahun.

Saat naik takhta sebagai Raja Inggris menggantikan sang ayah yang wafat pada tahun 1952, sejak itu pula hubungan Ratu dengan Angkatan Laut semakin erat.

Ia sangat senang dan terkesan, saat Angkatan Laut Kerajaan dan kapal perang dari seluruh Persemakmuran, berkumpul berkumpul dalam Solent for the Coronation Fleet Review pada Juni 1952.

Ratu Elizabeth II saat mengikuti Trafalgar Fleet Review bersama Duke of Edinburgh di atas HMS Endurance tahun 2005. (Sumber: National Museum of the Royal Navy)

Sejak saat itu, selama 70 tahun kepemimpinannya, Ratu selalu memiliki kegiatan terkait Angkatan Laut Kerjaan. Mulai dari peluncuran, penugasan, kunjungan formal hingga kunjungan informal ke kapal dan unit angkatan laut. Termasuk pemberian penghargaan kepada prajurit yang berprestasi melampaui panggilan tugas.

Dari sekian banyak kapal yang Dia sponsori sejak meluncurkan HMS Vanguard, dua kapal masih beroperasi hari ini, yakni HMS Lancaster ('The Queen's Frigate') dan HMS Queen Elizabeth.

Keduanya saat ini dikerahkan dalam layanan aktif: fregat dengan NATO di Mediterania, kapal induk yang melintasi Atlantik untuk menjadi tuan rumah forum keamanan internasional.

Mendiang Ratu Elizabeth II juga tidak jarang menaiki kapal kerajaan saat kunjungan, seperti mengikuti tur Kerajaan ke Afrika Selatan dengan HMS Vanguard pada tahun 1947.

Ada juga kunjungan resmi ke Athena dengan kapal HMS Surprise, Flagship of the Commander in Chief Mediterranean, pada akhir 1950, dikawal oleh HMS Magpie, dengan suaminya sebagai komandan.

Putri Elizabeth menginspeksi Royal Marine Guard of Honour di atas HMS Glory di Malta Desember 1949. (Sumber: National Museum of the Royal Navy)

Tur dunia pertamanya sebagai Sovereign, dimulai di SS Gothic, dan selesai di HMY Britannia yang baru, dikawal oleh serangkaian kapal Royal Navy dan Commonwealth.

Pada tahun 1964, Ratu Elizabeth II diproklamasikan sebagai Lord High Admiral, karena Angkatan Laut tergabung dalam Kementerian Pertahanan yang baru. Ini menjadikan Angkatan Laut Kerajaan di bawah hak prerogatif kerajaan, menjadi salah satu dari sembilan Kantor Besar Negara.

Ratu Elizabeth II memegang jabatan tersebut selama hampir setengah abad, sebelum menganugerahkannya kepada Duke of Edinburgh untuk menandai ulang tahunnya yang ke-90 pada tahun 2011. Kantor tersebut dikembalikan ke Mahkota seiring wafatnya Pangeran Philip tahun lalu.

Diketahui, ini adalah peran yang berasal dari abad ke-14 dan Ratu Elizabeth memahami signifikansinya sejak awal.

"Setiap Penguasa sejak saat itu telah mengakui tanggung jawab besar Angkatan Laut Kerajaan sebagai pelindung rumah pulau kami."

"Keselamatan semua orang yang melewati laut pada kesempatan yang sah terus berada di pundak lebar pria dan wanita Angkatan Laut Kerajaan."

Diketahui, Ratu Elizabeth II akan dimakamkan berdampingan dengan sang suami, Pangeran Philip Duke of Edinburgh di Kapel Memorial Raja George VI, Kapel St George, Kastil Windsor, pada Senin 19 September.