Pengadaan Kendaraan Listrik Dinilai Langkah Tepat Atasi Krisis Energi Fosil dan Ancaman Polusi Udara
JAKARTA - Ancaman krisis energi fosil menjadi perhatian dunia. Pasalnya, cadangan energi tersebut diprediksi telah menipis dalam beberapa tahun kedepan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Masri Ikoni mengungkapkan, Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, tengah menghadapi suatu ancaman berbahaya terkait polusi udara. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya asap kendaraan berbahan bakar BBM yang menghasilkan emisi karbon dioksida yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Ia melanjutkan, adanya kebijakan pemerintah terkait pengadaan kendaraan energi listrik dengan upaya penggantian energi fosil BBM ke energi baru terbarukan adalah suatu langkah yang tepat untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman polusi udara.
"Menurut saya, pengadaan motor listrik adalah suatu langkah yang tepat yang dilakukan pemerintah, karena saat ini Indonesia khususnya di jakarta telah terdampak polusi udara yang sangat mengkhawatirkan, dan seperti yang kita ketahui polusi tersebut juga kebanyakan dihasilkan dari kendaraan berbahan bakar fosil," kata Masri dalam keterangan resminya, Jumat 16 September.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PP GPII, Achmed mengatakan hasil kajian data pihaknya bahwa cadangan minyak di Indonesia diprediksi hanya akan tersisa dalam waktu 9 tahun ke depan.
Baca juga:
- Mandatori Mobil Listrik untuk Dinas Buat Kemenkeu Bingung: Biasanya Berdasarkan CC, Sekarang Apa?
- Dapat Surat Kuasa Khusus Menteri BUMN, PPA Dorong Barata Kembangkan Komponen Kendaraan Listrik
- Pastikan Pasokan Listrik Aman, PLN Operasikan Gardu Induk Aceh Singkil
- 3 Perusahaan Ini Sepakati Pengembangan dan Pembuatan Komponen Otomotif Berbasis Kendaraan Listrik
Artinya, setelah 9 tahun kedepan Indonesia akan mengalami krisis energi yang sangat parah apabila pemerintah tidak segera mengambil solusi untuk mengembangkan energi baru terbarukan.
"Adanya kebijakkan pemerintah melakukan transisi BBM ke energi baru terbarukan merupakan solusi yang sangat tepat, dan GPII mewakili pemuda yang sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan, akan terus mengawal upaya pemerintah tersebut," ujarnya.
Sementara, perwakilan Direktorat, Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Febri menyebutkan, pemerintah saat ini tengah fokus pada tiga komitmen yang hendak diperjuangkan untuk mencegah krisis energi.
"Dapat dilihat dari beberapa pernyataan presiden yang disampaikan dalam tiga event yaitu, pada UNFCC-COP 21, Paris, 2015, pemerintah menyampaikan bahwa Indonesia telah berhasil menurunkan sebesar 29 persen emisi gas rumah kaca (GRK). Pemerintah juga menyatakan bahwa Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi nett zero emission dunia," ungkapnya.
Asal tahu saja, pada tahun ini Indonesia juga akan menjadi tuan rumah G20 dan pada Konferensi G20 tersebut presiden akan memfokuskan pembahasan pada 3 masalah utama, yaitu, Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Berbasis Data, Transisi Menuju Energi Terbarukan.