Kerugian Capai Rp2,5 Miliar, Penanganan Banjir Mukomuko Masuk Transisi Darurat Tahap Pertama

BENGKULU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko mengatakan perpanjangan tahapan transisi darurat menuju pemulihan pascabencana banjir yang melanda daerah tersebut sesuai kebutuhan.

"Nanti sesuai kebutuhan seperti apa. Kalau kebutuhan mengajukan lebih lanjut, untuk dana pusat diperpanjang mungkin tiga bulan dulu," kata Kepala BPBD Mukomuko, Ramdani, di Mukomuko, Provinsi Bengkulu, dikutip dari Antara, Kamis 15 September.

Ia mengatakan, saat ini BPBD masih menunggu penandatanganan surat keputusan (SK) bupati untuk tahap pertama transisi darurat ke pemulihan bencana alam banjir di Mukomuko.

Setelah itu, lanjut dia, perpanjangan tahap kedua transisi darurat ke pemulihan sesuai kebutuhan dari hasil Tim Kaji Kebutuhan Kerugian Pascabanjir.

Tim Kaji Kebutuhan Kerugian Pascabanjir sampai sekarang masih menghitung kerugian materi akibat banjir bandang yang melanda daerah tersebut sejak dua pekan yang lalu.

Dari hasil penghitungan dan pendataan tersebut akan menjadi usulan kabupaten kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk menghitung kerugian materi akibat banjir membutuhkan kajian, tetapi besar peluang masa transisi darurat ke pemulihan diperpanjang untuk membangun dan memperbaiki bangunan rumah yang roboh akibat banjir.

Sebanyak 432 keluarga di daerah itu terdampak banjir, selain itu tempat pelelangan ikan (TPI) juga terendam, dua perahu nelayan hanyut, dua unit alat tangkap ikan rusak, dua perahu rusak berat, dan satu perahu rusak sedang, serta satu rumah hanyut.

Warga yang terdampak banjir tersebar di lima kecamatan dengan rincian 22 keluarga di Desa Semundam, 95 keluarga di Desa Air Buluh, 74 keluarga di Desa Pulau Makmur, 36 keluarga di Desa Pulau Baru.

Kemudian sebanyak 33 keluarga di Desa Pondok Kopi, tujuh keluarga di Desa Pasar Ipuh, lima keluarga di Desa Dusun Pulau, 38 keluarga di Desa Talang Rio, 12 keluarga di Desa Air Rami, 105 keluarga di Desa Pondok Batu, dan lima keluarga di Kecamatan Lubuk Pinang.

Ia menjelaskan, kerugian sementara akibat banjir mencapai Rp2,5 miliar, namun belum dirinci karena masih dihitung oleh tim.