26 September Nanti, Komisi I DPR Undang Lagi Panglima TNI, KSAD dan Menhan Prabowo

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari merespons ramainya pemberitaan terkait pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan.

Kharis mengatakan, Komisi I DPR kembali mengundang Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk mengikuti rapat kerja pada Senin, 26 September mendatang.

Komisi I DPR, juga mengundang Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

"Ada rapat tanggal 26 (September) dengan Menhan, Panglima, dan Kepala Staf. Yang saya tahu tanggal 26, insyaallah," ujar Kharis kepada wartawan di Kompleks Parlemen, dikutip Kamis, 16 September.

Namun, Kharis tak menegaskan rapat itu untuk membahas khusus polemik antara Dudung dan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.

Kharis hanya mengungkapkan, rapat tersebut akan membahas persetujuan rancangan kerja/rancangan anggaran (RKA) institusi-institusi tersebut.

"Nggak. Kita kan bahas anggaran tapi kan mereka pasti datang," kata Kharis.

Terkait kesalahpahaman atas ucapan Effendi akan dibahas, Kharis menyebut hal itu diserahkan kembali pada anggota yang ingin bertanya.

"Ya terserah anggota mau nanya atau nggak. Yang pasti agenda kita pembahasan anggaran ya. RKA KL yang terakhir besok, persetujuan," katanya.

Meski begitu, politikus PKS itu berharap polemik antara Effendi dan Dudung tak diperpanjang lagi. Apalagi, kata Kharis, Effendi sudah meminta maaf.

"Saya kira kan sudah ada permintaan maaf dari Pak Effendi, selesailah, sudahlah. Kita anggap selesailah, udah, nggak usah diperpanjang," kata Kharis.

Seperti diketahui, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon mendapat kecaman dari kalangan TNI di sejumlah daerah usai menyebut TNI seperti 'gerombolan'.

Kecaman sejumlah TNI itu diduga atas arahan Dudung. Sebagaimana terekam dalam video yang beredar, ia mendorong para prajurit TNI memprotes sikap Effendi.

Dalam rapat Komisi I DPR beberapa waktu lalu, Effendi juga mengungkap persoalan pribadi antara Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya, ada disharmoni antara keduanya.

Effendi pun telah menggelar konferensi pers untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya itu. Dia juga telah menghubungi Panglima TNI dan KSAD untuk meluruskan ucapannya tersebut.