Di Tengah Maraknya Kendaraan Listrik, Produsen Etanol Yakin Produksi Biofuel Tak Akan Mati
JAKARTA – Kendaraan listrik saat ini tengah menjadi primadona di banyak negara. Selain efisien, kendaraan ini juga ramah lingkungan meski harganya masih cukup mahal.
Namun gerakan global oleh pemerintah berbagai negara dan para pembuat mobil untuk meningkatkan elektrifikasi mobil tidak berarti membuat etanol akan mati sebagai produk. Salah eksekutif produsen biofuel terbesar di dunia, berani mengklaim hal itu.
“Di luar permintaan yang akan terus ada di negara-negara yang memproduksi biofuel dan di mana adopsi EV terlihat lebih lambat, seperti Brasil dan India, ada industri yang perlu menggunakan biofuel untuk mengurangi emisi di mana elektrifikasi bukanlah pilihan yang layak,” kata Paula Kovarsky, chief strategy officer di Raízen SA Brasil, seperti dikutip Reuters.
Dalam sebuah wawancara Selasa malam, 13 September di New York, di mana dia menghadiri konferensi iklim dalam minggu mendatang, Kovarsky mengatakan bahwa apa yang disebut sektor yang sulit untuk dikurangi, seperti pengiriman dan penerbangan komersial adalah target kuat untuk masa depan biofuel. Bahkan mobil listrik masih dapat menggunakan sel bahan bakar untuk mengubah etanol menjadi hidrogen untuk menggerakkan motor listrik.
Baca juga:
- Tesla Akan Bangun Supercharger V4 Pertamanya di Arizona, Sediakan 40 Kios
- Microchip D1 Tesla Diklaim Miliki Kemampuan 36 Persen Otak, 2033 Bakal Lebih Cerdas dari Manusia
- Nissan Leaf Bakal Dibekali Pengisi Daya FE-15 yang Mampu Salurkan Daya yang Disimpan Sebagai Generator Saat Darurat
- Berikut Ini Adalah Daftar Lima Jaringan Pengisian Daya EV Terbesar di Amerika Serikat
"Saya membayangkan bahwa untuk pembuat mobil, dalam model mobil listrik yang sama yang akan memiliki baterai di Eropa atau AS, mereka dapat mengganti baterai itu dengan sel bahan bakar di Brasil atau India dan menggunakan etanol," katanya.
Nissan, Toyota dan Volkswagen adalah beberapa di antara produsen mobil yang mengembangkan teknologi hibrida yang menggunakan etanol untuk menghasilkan hidrogen di dalam mobil. Gas dari etanol ini pada gilirannya akan memberi makan motor listrik.
Para ahli percaya bahwa sangat masuk akal teknologi itu diterapkan untuk tempat-tempat seperti Brasil di mana terdapat sistem distribusi etanol yang luas. Namun karena produsen mobil memiliki rencana produksi global, ada keraguan apakah mereka akan memproduksi mobil untuk kebutuhan wilayah tertentu.
Kovarsky melihat potensi etanol untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk penerbangan berkelanjutan atau sebagai bahan bakar bio bunker untuk kapal. Ini adalah area di mana baterai dan elektrifikasi akan sulit digunakan.