Tragis! 4 Penambang Emas Tradisional di Lebong Bengkulu Tewas dalam Lubang 40 Meter, Diduga Kehabisan Oksigen

BENGKULU - Sebanyak empat orang penambang emas tradisional ditemukan meninggal dunia dalam lubang galian tambang dengan kedalaman sekitar 40 meter di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Kapolres Lebong AKBP Awilzan mengatakan, empat orang penambang emas tradisional tersebut ditemukan warga pada Kamis menjelang subuh sekitar pukul 04.00 WIB di dalam lubang tambang Tik Aseak Desa Ketenong l, Kecamatan Pinang Belapis, Kabupaten Lebong.

"Keempat korban meninggal dunia diduga akibat kehabisan oksigen saat berada di dalam lubang sedalam 40 meter," katanya saat dihubungi di Lebong, Antara, Kamis, 8 September.

Empat penambang emas tradisional yang meninggal dunia adalah Aryanto (30), Iwan (32), dan Rizki (27). Ketiganya warga Desa Air Kopras, Kecamatan Pinang Belapis, serta seorang lagi Madon (25), warga Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan.

Sebelumnya ada tiga orang dari pihak keluarga korban melakukan pencarian setelah para penambang itu tidak pulang ke rumah sejak pamit pergi untuk menambang emas di Tik Aseak pada Sabtu, 3 Agustus 2022.

Ketiga orang pihak keluarga korban, yakni Hendra, Heru dan Rus, melakukan pencarian dengan menelusuri lubang tambang yang diduga dimasuki para korban.

Menurut Kapolres, kronologi kejadian itu bermula saat keempat korban berangkat bersama-sama pada Sabtu lalu sekitar pukul 08.00 WIB menuju tambang emas lubang Tik Aseak untuk mencari urat emas.

Kemudian pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00-03.00 WIB, salah seorang keluarga korban menemukan barang milik penambang yang tertimbun di dalam lubang Tik Aseak.

"Mereka lalu melaporkan temuan itu kepada Kepala Desa Air Kopras bahwa keempat korban tersebut diduga tertimbun di salah satu lubang Tik Aseak," terangnya.

Pada sekitar pukul 10.00 WIB, keempat penambang emas tradisional yang tewas itu akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan TNI/Polri, BPBD, Dinkes Lebong, serta keluarga korban dan warga.