MANADO – Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tiga penambang emas tradisional yang terjebak di dalam lubang tambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Proses evakuasi yang berlangsung di tengah kondisi hujan lebat ini memakan waktu berjam-jam.
Menurut Kepala Kantor SAR Manado, George M. Randang, ketiga korban terjebak sejak Jumat 6 Desember akibat luapan air hujan yang membanjiri lubang tambang berkedalaman sekitar 40 meter.
"Proses evakuasi melibatkan SAR gabungan dari Kantor SAR Manado, Polsek Dimembe, Koramil Dimembe, pemerintah desa, serta masyarakat setempat," ujar George, Senin 9 Desember.
Ketiga korban—Taufiq Popalo (26), Edwin Kawengian (38), dan Ofke Watulingas (44)—masuk ke lubang tambang pada Jumat pagi pukul 10.00 WITA untuk memulai aktivitas penambangan. Namun, hujan deras pada sore harinya menyebabkan lubang tambang terendam air, menjebak mereka di dalamnya.
Upaya awal rekan-rekan korban untuk menguras air menggunakan pompa tidak berhasil. Situasi semakin kritis, sehingga kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Dimembe pada pukul 16.30 WITA.
Tim Rescue Kantor SAR Manado segera bergerak ke lokasi pada Sabtu pagi pukul 07.20 WITA, memulai operasi penyelamatan dengan fokus utama mengeluarkan air yang menggenangi lubang tambang.
Evakuasi berlangsung dalam kondisi sulit, mengingat material tanah yang menutupi tubuh korban setelah air surut. Pada Minggu dini hari pukul 01.20 WITA, korban pertama, Ofke Watulingas, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
BACA JUGA:
Korban kedua berhasil dievakuasi pada Senin pukul 00.55 WITA, diikuti korban ketiga pada pukul 02.22 WITA. Ketiganya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
"Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu proses evakuasi," kata George.
Peristiwa ini menyoroti risiko tinggi yang dihadapi para penambang tradisional, terutama saat bekerja di kondisi cuaca ekstrem.