Dampak BBM Naik: Pedagang Cabai Menghitung Kenaikan Harga Berdasarkan Ongkos Kirim

JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum mempengaruhi terhadap harga sayur mayur jenis cabai merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Para pedagang mengatakan di pasar tersebut mengatakan, biasanya harga cabai melonjak drastis ditentukan hasil panen.

Namun karena adanya kenaikan harga BBM, para pedagang sepakat akan menyesuaikan harga sesuai dengan biaya ongkos transportasi pengiriman.

"Cabai merah tidak alami kenaikan harga secara signifikan karena dampak BBM naik," kata Hendra, salah satu pedagang cabai kepada wartawan, Senin, 5 September.

Sementara menurut Simas, pedagang cabai lainnya, adanya kenaikan harga BBM berpengaruh, karena ongkos antar dagangan juga naik.

"Paling kalau Jawa Timur ya naiknya bisa Rp300 ribu. Naiknya (harga cabai) juga tidak signifikan, ini harga modalnya Rp41 ribu, kita jual per kilogram Rp48 ribu. Kalau kita jual mahal malah tidak laku. untuk para pengemudinya aja ya ongkosnya nambah per kilo itu 200 perak. Kalau 1 ton tambah 200 ribu," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dirasakan para sopir pengangkut sayuran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Kenaikan harga BBM jenis Pertalite membuat pendapatan para sopir berkurang drastis.

Pasalnya, para sopir dilema ketika angkutan miliknya tidak mendapatkan pembayaran ongkos yang naik sesuai dengan harga BBM. Para sopir juga belum mau menaikan tarif angkutan padahal sopir terbebani pengeluaran.