BKIPM Minta Buka Penerbangan Internasional di Aceh, Ini Alasannya
JAKARTA - Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Aceh menyatakan sekitar 300 kilogram (kg) kepiting Aceh setiap harinya diekspor melalui Bandara Kualanamu Medan ke Thailand, karena belum terbukanya penerbangan internasional dari Aceh.
"Ada pelaku usaha kita yang melakukan ekspor kepiting harian dari Bandara Kualanamu ke Thailand, sebanyak 300 kilogram per hari," kata Kepala BKIPM Aceh Dicky Agung Setiawan, di Banda Aceh, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 3 September.
Dicky mengatakan, ekspor kepiting tersebut dilakukan melalui Bandara Kualanamu Medan karena memang Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) di Aceh Besar belum dapat melayani penerbangan internasional.
Bandara SIM Aceh memang sudah ditetapkan menjadi salah satu bandara yang bakal melayani penerbangan internasional pada masa COVID-19 ini oleh Pemerintah Pusat. Namun sampai hari ini belum juga diterapkan.
"Maka dari itu beberapa pelaku usaha kita melakukan ekspor melakukannya lewat Bandara Kualanamu Medan," ujarnya.
Baca juga:
- Poltracking Lakukan Simulasi Capres-Cawapres 2024: Ganjar Unggul dari Prabowo dan Anies
- Anies: Masih Banyak PR Jadikan Jakarta Kota Global
- Racik Limbah Sabut Kelapa, Enceng Gondok dan Ekstrak Daun Sirih, 5 Mahasiswa UGM Ciptakan Bantal Antibakteri
- Ribuan Mahasiswa Akan Padati Unpam, Warga Pamulang Tangsel Sebaiknya Hindari Jalan Puspitek
Karena itu, Dicky berharap Pemerintah Pusat secepat mungkin membuka penerbangan internasional dari bandara SIM, sehingga para eksportir dapat kembali mengirimkan produk mereka langsung dari Aceh.
Apalagi, jarak antara Aceh dengan Thailand dan beberapa negara Asia tenggara lainnya tidak terlalu jauh, sehingga bisa memberikan dampak yang efektif dan positif terhadap pendapatan Aceh sendiri.
"Kita sangat berharap bandara SIM segera bisa melayani penerbangan internasional, sehingga kita bisa ekspor langsung ke negara tujuan," kata Dicky.