Kemendikbudristek: Evaluasi Penerima KIP Kuliah Diperketat
MAGELANG - Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Abdul Kahar menyebutkan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diberikan karena evaluasi akan diperketat dan bisa sewaktu-waktu diganti.
"Ananda sekalian tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diterima. KIP Kuliah tidak harus membiayai kuliah semester awal sampai selesai. Jika tidak sesuai standar maka bisa dicabut dan digantikan," kata Abdul Kahar di Magelang dilansir ANTARA, Jumat, 2 September.
Hal ini disampaikan Abdul Kahar saat memberikan materi pada acara Sapa Mahasiswa Baru dan Sosialisasi Penerima KIP Kuliah Tahun 2022 di Gedung dr. H. Suparsono Universitas Tidar (Untidar) Magelang.
Mulai tahun 2022, masing-masing perguruan tinggi dianjurkan menerapkan tahap evaluasi yang lebih ketat dan cermat. Adanya evaluasi ini bertujuan menumbuhkan kompetisi dan semangat terus belajar kepada seluruh penerima KIP Kuliah.
Ada beberapa poin penting evaluasi seperti indeks prestasi kumulatif (IPK) dan status ekonomi. Sesuai Peraturan Rektor Nomor 02 Tahun 2016, minimal IPK mahasiswa penerima KIP Kuliah adalah 3.00.
"Selain IPK, penting juga memperhatikan status ekonomi. Dzolim jika fasilitas ini diberikan kepada orang yang tidak tepat," katanya.
Menurut dia, status ekonomi menjadi salah satu sorotan karena dua tahun belakangan, Puslapdik tidak mewajibkan kunjungan langsung ke rumah calon penerima KIP Kuliah karena pandemi sehingga dikhawatirkan ada kecurangan saat mengisikan data-data pada saat seleksi KIP Kuliah.
Abdul Kahar berpesan selalu tanamkan rasa syukur, manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan "Golden Ticket" ini, mengubah pola pikir untuk selalu semangat dan bertekad menjadi lebih baik dengan meningkatkan proses belajarnya.
Baca juga:
Sementara itu, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan dirinya juga merupakan mahasiswa penerima beasiswa.
"Sama seperti anda, saya juga kuliah dengan bantuan beasiswa. Mulai semester 3 sampai akhir tidak bayar kuliah. Saat melanjutkan ke tingkat spesialis saya juga mulai kuliah sambil bekerja," katanya.
"Saya dulu berjualan fotokopi untuk diktat. Pakailah ilmu bodoh, jangan terlalu menjadi pemikir tapi ilmu bodoh yang mempunyai strategi peta jalan hidup," imbuh Nur Aziz.
Wali Kota Magelang turut menyampaikan materi dengan tema “Dukungan Pemerintah Kota Magelang dalam Dunia Pendidikan Tinggi”
Raktor Untidar Magelang Prof. Dr. Mukh Arifin, M.Sc. berharap mahasiswa penerima KIP Kuliah akan menjadi duta atau teladan mahasiswa Untidar lainnya. Teladan dalam semangat belajar, mengembangkan diri dan berperilaku yang menjunjung akhlak yang baik.
Dia menekankan, tidak semua mahasiswa yang memiliki kondisi ekonomi seperti mereka mendapatkan kesempatan memperoleh KIP Kuliah. Maka fasilitas yang akan diperoleh seperti pembiayaan Uang Kuliah dan Uang Saku harusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam mendukung perkuliahan di Untidar.
Sesuai data yang dipaparkan Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan Untidar David Budhi Hartono, M.Si. dari total 755 mahasiswa yang memiliki KIP Kuliah hanya 365 mahasiswa yang ditetapkan menjadi penerima KIP Kuliah di Untidar.