BI Rate Naik Minggir! Bank Mandiri Catatkan Pertumbuhan Kredit Dobel Digit
JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk. melaporkan bahwa hingga Juli 2022 perseroan berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11,3 persen year on year (yoy) senilai Rp894,49 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan torehan ini sukses melampaui growth rata-rata intermediasi secara industri yang tercatat 10,7 persen yoy di periode yang sama.
“Hasil positif yang kami raih tidak lepas dari moncernya kinerja kredit segmen wholesale banking dan retail banking,” ujar dia dalam keterangan resmi pada Jumat, 2 September.
Rudi menjelaskan, sisi wholesale banking mencatatkan realisasi sebesar Rp590,5 triliun, meningkat 10,8 persen. Sementara untuk segmen ritel, emiten bersandi saham BMRI itu meraih pertumbuhan 12,5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi yang terus berlangsung membuat ruang ekspansi kian terbuka. Untuk itu perseroan akan mengarahkan strategi intermediasi ke segmen potensial, seperti perkebunan, jasa konstruksi infrastruktur, industri makanan dan minuman, energi dan air, serta jasa keuangan,” tuturnya.
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) beberapa waktu lalu menjadi 3,75 persen nampaknya tidak menyurutkan langkah BMRI untuk tetap membidik target agresif.
“Dengan kondisi makroekonomi yang semakin membaik, kami optimis kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di kisaran 11 persen yoy secara konsolidasi hingga akhir tahun,” tegas dia.
Baca juga:
Rudi menambahkan, perseroan juga fokus untuk menjadi wholesale bank terdepan yang tidak hanya menawarkan kredit, namun juga senantiasa mengakuisisi potensi sumber pendapatan nonbunga, antara lain melalui transaksi trade dan cash management.
Kemudian, pada segmen retail, BMRI disebutkan menjalankan strategi kolaborasi secara sustain dan prudent dengan menargetkan sektor spesifik dan value chain melalui proposisi digital.
Lebih lanjut, kinerja kredit Bank Mandiri yang positif ditopang oleh kondisi likuiditas yang cukup baik dengan posisi loan to deposit ratio (LDR) bank only per Juli 2022 pada level 87,4 persen. Kemudian, tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diklaim makin optimal mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,7 persen.
Hal ini juga diikuti oleh peningkatan rasio CASA yang terus membaik menjadi 75,8 persen dari periode setahun sebelumnya 73,7 persen.
“Dalam perjalanan transformasi digital, kami bakal terus mengedepankan kenyamanan dan kebutuhan nasabah. Sehingga fitur-fitur dan layanan yang dihadirkan dapat menjadi solusi transaksi nasabah,” tutup Rudi.