Intelijen AS Sebut Rusia Kekurangan Personel di Ukraina: Rekrut Penjahat yang Dihukum, Imbalannya Pengampunan dan Finansial
JAKARTA - Militer Rusia menderita kekurangan personel saat berperang dengan Ukraina, berusaha merekrut anggota layanan kontrak, bahkan mungkin merekrut penjahat yang dihukum, kata seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Hari Rabu, mengutip intelijen negara itu.
"Militer Rusia menderita kekurangan personel yang parah di Ukraina," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penurunan peringkat intelijen, mengutip Reuters 1 September.
Pejabat itu mengatakan, diyakini Kementerian Pertahanan Rusia sedang berusaha merekrut anggota layanan kontrak, untuk menebus kekurangan personel ini.
"Termasuk dengan memaksa tentara yang terluka untuk masuk kembali ke pertempuran, memperoleh personel dari perusahaan keamanan swasta dan membayar bonus untuk wajib militer."
"Secara terpisah, kami memiliki laporan yang kredibel, Kementerian Pertahanan Rusia juga kemungkinan akan mulai merekrut penjahat yang dihukum di Ukraina dengan imbalan pengampunan dan kompensasi finansial," tandas pejabat itu.
Baca juga:
- Mikhail Gorbachev Dimakamkan Sabtu: Tempat Persemayamannya Sama Seperti Stalin, Satu Pemakaman dengan Khrushchev dan Yeltsin
- Tiba di Zaporizhzhia, Kepala Misi Inspeksi PBB: Ini Usaha untuk Mencegah Kecelakaan Nuklir
- Uni Eropa Sepakat Memperumit Aturan Perjalanan Bagi Orang Eropa, Tapi Tolak Pelarangan Visa
- Bicara dengan PM Israel, Presiden Biden Tegaskan AS Tidak akan Izinkan Iran Miliki Senjata Nuklir
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit Kamis lalu untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjata Rusia dari 1,9 juta menjadi 2,04 juta saat perang di Ukraina memasuki bulan ketujuh.
Moskow belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama, tetapi pejabat Barat dan pemerintah Kyiv mengatakan jumlahnya mencapai ribuan.