Pemerintah Amerika Serikat Berencana Tangguhkan Tes COVID-19 Gratis Pekan Ini
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat mengatakan minggu ini akan menghentikan sementara penyediaan alat tes mandiri COVID-19 gratis untuk penduduk, karena kurangnya dana.
"Pemesanan melalui program ini akan ditangguhkan pada Jumat, 2 September karena Kongres belum menyediakan dana tambahan untuk mengisi kembali persediaan tes nasional," kata situs web Covid.gov, tempat warga AS dapat memesan tes, dilansir dari The National News 30 Agustus.
Situs web telah aktif sejak lonjakan varian Omicron pada Bulan Januari, ketika orang dapat memesan tes antigen cepat untuk rumah tangga mereka.
Diketahui, Pemerintahan Presiden Joe Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui setidaknya 22 miliar dolar AS untuk paket COVID-nya sejak musim semi, karena kurangnya dana telah menghabiskan akses ke alat tes gratis untuk orang Amerika.
Seorang pejabat senior administrasi mengatakan kepada NBC News, Amerika Serikat menyimpan persediaan tes jika terjadi lonjakan di musim gugur dan musim dingin, yang bisa berarti situs web akan dibuka kembali untuk pesanan.
Langkah ini dapat menandai perubahan dalam tanggapan Pemerintah AS, terhadap pandemi dan berakhirnya tes dan perawatan gratis.
"Harapan saya adalah pada tahun 2023, Anda akan melihat komersialisasi hampir semua produk ini," kata koordinator tim tanggap COVID-19 Gedung Putih Dr Ashish Jha bulan ini.
Baca juga:
- Lancarkan Serangan Balik di Selatan, Ukraina Klaim Berhasil Menerobos Pertahanan Rusia dalam Beberapa Jam
- Pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015, Presiden Iran Raisi: Bergantung pada Penghentian Penyelidikan Jejak Uranium di Situs yang Tidak Diumumkan
- Kremlin Jamin Keamanan Misi Inspeksi IAEA ke PLTN Zaporizhzhia di Wilayah yang Dikendalikan Rusia
- Kekurangan Tentara untuk Perang di Ukraina, Pentagon Sebut Rusia Rekrut Personel yang Lebih Tua hingga Tahanan
"Beberapa di antaranya sebenarnya akan dimulai dalam beberapa hari dan minggu ke depan," sambungnya.
Diketahui, badan kesehatan AS telah mencatat rata-rata tujuh hari dari 88.594 kasus harian, meskipun itu mungkin kurang.