Imbas Perang Berkelanjutan, Dell Putuskan untuk Hentikan Seluruh Operasinya di Rusia
JAKARTA - Dell Technologies Inc. mengumumkan pada Sabtu, 27 Agustus bahwa pihaknya telah menghentikan semua operasi di Rusia setelah menutup kantornya pada pertengahan Agustus. Ini adalah keputusan terbaru dari perusahaan Barat yang terus bertambah untuk keluar dari Rusia.
Perusahaan komputer AS ini adalah pemasok penting untuk server di Rusia. Mereka telah bergabung dengan perusahaan lain dalam membatasi operasi sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Dell menangguhkan penjualan di Ukraina dan Rusia pada Februari, dan mengatakan akan memantau situasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Pada pertengahan Agustus, kami menutup kantor kami dan menghentikan semua operasi di Rusia," kata juru bicara Dell, Mike Siemienas, kepada Reuters.
"Kembali pada bulan Februari, kami membuat keputusan untuk tidak menjual, melayani atau mendukung produk di Rusia, Belarus, dan wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina, selain Krimea yang sudah diembargo," tambah Siemienas.
Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mengakui republik yang memisahkan diri di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur pada Februari lalu. Langkah itu dikutuk oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang kini telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia.
Baca juga:
- Bantu Lawan Invasi Rusia, Inggris Hapus Hambatan Perdagangan Digital dengan Ukraina
- VK Akuisisi Yandex, Google-Nya Rusia, Kebebasan Informasi di Rusia Makin Langka
- Roskomnadzor Hukum Lima Perusahaan Teknologi Asing karena Dianggap Gagal Patuhi UU Rusia
- Australia Tingkatan Penggunaan Mobil Listrik, Agar Tak Jadi “Tempat Pembuangan” Mobil Teknologi Lama
Kementerian Perindustrian Rusia mengatakan pada Jumat, 26 Agustus, banyak peneliti dan insinyur yang bekerja untuk Dell di Rusia telah ditawari pekerjaan baru, setelah laporan media mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan keluar sepenuhnya.
Media teknologi CNews minggu ini melaporkan bahwa Dell akan sepenuhnya keluar dari Rusia dan akan memberhentikan semua staf lokalnya. Portal berita yang berfokus pada TI, TAdviser, juga menerbitkan laporan serupa.
"Kami sedang memantau perkembangan situasi," kata Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Vasily Shpak, pada Jumat lalu, seperti dilaporkan oleh kantor berita TASS.
"Menurut data kami, sebagian besar spesialis pusat R&D Dell dan insinyur pendukung di St Petersburg dan Moskow telah menerima tawaran pekerjaan dengan gaji kompetitif dari produsen Rusia," tambahnya.