Kondisi Serba Tidak Pasti, Eksodus Perusahaan Teknologi Barat dari Rusia Makin Marak
Nokia memutuskan keluar dari Rusia. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi Barat, termasuk Ericsson dan Nokia, mengumumkan rencana untuk keluar sepenuhnya dari Rusia pada Senin, 29 Agustus. Langkah ini mengikuti Dell  yang minggu lalu, melakukan percepatan penarikan operasinya dari negara itu.

Ericsson mengatakan secara bertahap akan menarik diri dari Rusia selama beberapa bulan mendatang, sementara saingannya dari Finlandia, Nokia, mengatakan pihaknya juga berencana untuk keluar dari bisnis di Rusia pada akhir tahun ini.

Logitech International  yang berbasis di Swiss juga mengatakan akan menghentikan kegiatannya yang tersisa di Rusia, setelah menangguhkan operasinya pada bulan Maret.

Lebih banyak perusahaan barat yang menjual atau menarik diri dari bisnis Rusia mereka, setelah awalnya menghentikan operasinya setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

“Proses ini membutuhkan perencanaan yang cermat mengingat tantangan politik yang sedang berlangsung,” kata Paolo Pescatore, analis di PP Foresight.

"Kami sekarang melihat buah dari rencana keluar yang telah berbulan-bulan dikerjakan. Mereka semua sekarang mengikutinya," ," kata Pescatore, seperti dikutip Reuters.

Ericsson sendiri telah menangguhkan bisnisnya di Rusia tanpa batas pada bulan April lalu, sementara Nokia melangkah lebih jauh dan mengatakan akan menarik diri sepenuhnya dari negara itu.

"Pada akhir tahun, sebagian besar karyawan kami di Rusia akan pindah dari Nokia, dan kami telah mengosongkan semua kantor kami," kata juru bicara Nokia, Senin lalu. "Kami akan mempertahankan kehadiran resmi di negara ini sampai penutupan sesuai hukum selesai."

Ericsson, yang menempatkan karyawannya pada cuti berbayar awal tahun ini, juga mencatat provisi 900 juta crown (Rp1,4 triliun) pada kuartal pertama untuk penurunan nilai aset dan biaya luar biasa lainnya yang terkait dengan pemindahan tersebut.

Mereka memiliki sekitar 400 karyawan di Rusia dan mengatakan akan memberikan dukungan keuangan kepada mereka yang terkena dampak.

Nokia, yang memiliki sekitar 2.000 karyawan di Rusia, mengatakan aktivitasnya yang tersisa di negara itu hanya terkait dengan pemeliharaan terbatas jaringan penting untuk mematuhi kewajiban kontrak dan kemanusiaan.

Ketika Ericsson dan Nokia keluar dari Rusia, operator seluler negara itu MTS dan Tele2  akan menjadi lebih bergantung pada perusahaan China seperti Huawei dan ZTE. Namun MTS dan Tele2 menolak berkomentar tentang laporan ini.

Surat kabar Rusia, Kommersant, pertama kali melaporkan keluarnya Ericsson dan mengatakan beberapa staf pendukungnya akan pindah ke perusahaan baru yang akan didirikan oleh manajer puncak di Rusia. Ericsson tidak mengomentari perusahaan baru tersebut.

Sementara Logitech International  juga  mengatakan pada Senin lalu bahwa mereka akan menghentikan operasinya yang tersisa di Rusia karena "lingkungan yang tidak pasti yang sedang berlangsung", serta bergabung dengan bisnis teknologi dan telekomunikasi besar lainnya untuk mengumumkan rencana untuk keluar sepenuhnya.

“Pada bulan Maret, kami mengomunikasikan bahwa Logitech akan menghentikan pengiriman ke Rusia,” kata Logitech dalam sebuah pernyataan. "Kami telah memantau situasi dengan cermat dan sayangnya, keadaan tidak memungkinkan kami untuk terus melakukan bisnis seperti sebelumnya."