Harga Telur Naik, Dinas KPKP DKI Sebut Dipengaruhi Dampak Pandemi COVID-19
JAKARTA - Kadis Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengungkap penyebab naiknya harga telur ayam di sejumlah daerah, termasuk Ibu Kota.
Suharini menjelaskan, kenaikan harga telur ayam ras telah naik secara signifikan sejak awal minggu ketiga bulan Agustus 2022. Kenaikan harga salah satu komoditas pangan ini, kata Suharini, tak lepas dari dampak pandemi COVID-19.
"Adapun penyebab kenaikan harga telur ayam ras tidak lepas dari dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan terganggunya suplai dan demand," kata Suharini dalam keterangannya, Kamis, 25 Agustus.
Dilihat dalam situs infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam di pasar Jakarta saat ini mencapai Rp31.000 per kilogram.
Suharini menjelaskan, selama dua tahun terakhir masa pandemi, harga telur sangat rendah dikarenakan pembatasan aktivitas masyarakat sehingga kebutuhan telur di hotel, restoran, dan kafe sangat berkurang.
Sementara itu, harga pakan lain naik secara signifikan. Sehingga, peternak mengalami kerugian lantaran pendapatan mereka tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karenanya, peternak menyeimbangkan permintaan dan produksi telur.
"Untuk menjaga keseimbangan permintaan dan produksi telur, peternak mengurangi populasi bibit ayam hingga 30 persen. Dan Peternak juga tidak melakukan peremajaan bibit ayam," ujar Suharini.
Baca juga:
- Belum Juga Bongkar Gubuk Liar di Gunung Antang, PT KAI Terbitkan SP-3 untuk Para Penghuni di Lokalisasi yang Penuh Preman
- Anies Resmikan Rusun untuk Warga Bukit Duri Terdampak Penggusuran Era Ahok
- 5 Fakta Menarik dari Drama Korea Big Mouth
- Tahun 2022 Terjadi Pencurian NFT Sebesar Rp1,4 Triliun, Terbesar pada Bulan Juli
Sampai akhirnya kegiatan masyarakat mulai pulih dengan meredanya kasus COVID-19, permintaan kebutuhan telur mengalami peningkatan, mulai dari usaha kuliner hingga pemberian bantuan sosial. Namun, suplai telur oleh peternak belum memenuhi jumlah kebutuhan.
"Suplai telur ditingkat peternak belum mampu mengimbangi kebutuhan dari konsumen karena keterbatasan produksi akibat pengurangan populasi," jelasnya.