Twitter Hadapi Eksodus Karyawan di Tengah Munculnya Laporan dari Peiter "Mudge" Zatko

JAKARTA - Twitter Inc kini menghadapi lebih banyak eksodus karyawannya. Hal ini diketahui dari pernyataan eksekutif perusahaan tersebut kepada staf pada Rabu, 24 Agustus. Ini terjadi saat para pemimpin berusaha untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk tuduhan whistleblower dan pertempuran hukum dengan miliarder Elon Musk.

Pengurangan karyawan di Twitter saat ini mencapai 18,3%.  Ini dikatakan oleh eksekutif Twitter kepada staf selama pertemuan yang melibatkan karyawan di seluruh perusahaan, dalam audio yang didengar oleh Reuters.

“Kekacauan selama berbulan-bulan terkait dengan rencana akuisisi Musk telah menyebabkan beberapa staf melarikan diri,” kata karyawan yang tak mau disebutkan jatidirinya kepada Reuters.

Rapat staf diadakan sehari setelah mantan kepala keamanan Twitter Peiter "Mudge" Zatko melaporkan ke Senat AS bahwa perusahaan media sosial itu menyesatkan regulator federal tentang pertahanannya terhadap peretas dan akun spam.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini juga tengah menuju ke pengadilan Oktober setelah menggugat Musk karena berusaha menjauh dari perjanjian pembelian.

Kepala Eksekutif Twitter, Parag Agrawal, meyakinkan karyawan pada Rabu, 24 Agustus  bahwa tuduhan Zatko "pada dasarnya, secara teknis dan historis tidak akurat."

“Sebelum berita itu menyebar, Twitter menjangkau "berbagai agensi" secara global,” kata Penasihat Umum Sean Edgett. "Kami tidak pernah membuat representasi material yang keliru kepada regulator, kepada dewan kami, kepada Anda semua."

Selama pertemuan tersebut, staf Twitter mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin perusahaan tentang apakah Twitter akan mempekerjakan atau mempromosikan lebih banyak anggota staf junior dan bagaimana Twitter dapat diharapkan untuk mencapai target pertumbuhannya mengingat eksodus karyawan yang tengah terjadi.

"Satu-satunya cara bagi kami untuk menyampaikannya adalah dengan mempersempit fokus kami ke hal-hal yang lebih sedikit dan agar itu proporsional dengan jumlah orang di sini," jawab Agrawal tentang pertanyaan itu.

Jay Sullivan, manajer umum Twitter untuk produk konsumen dan pendapatan, memberikan rincian awal proyek baru untuk mempertimbangkan cara-cara yang memungkinkan pengguna memiliki kontrol lebih besar atas konten yang mereka lihat di Twitter.

“Ide memberi pengguna lebih banyak kontrol untuk membantu membentuk kerja Twitter pada moderasi konten, tetapi proyek baru ini akan menggabungkan filosofi ke dalam peta jalan produk,” kata Sullivan.

Twitter sendiri tidak menanggapi permintaan komentar lebih lanjut laporan dari Reuters tersebut.

Komite Kehakiman Senat AS mengatakan pada Rabu lalu bahwa mereka akan mengadakan sidang dengan Zatko pada 13 September, hari yang sama ketika pemegang saham Twitter akan memilih apakah akan menyetujui kesepakatan dengan Musk.

Juga pada Rabu itu, pengacara untuk Twitter dan Musk akan menghadiri sidang di Wilmington, Delaware, untuk memutuskan apakah Twitter harus memberikan dokumen dan data yang dicari oleh Musk untuk menantang perkiraan perusahaan tentang akun spam di platformnya. Pengacara Musk secara singkat juga menyebutkan tuduhan Zatko.

"Tuan Zatko mengatakan manajemen tidak berminat untuk mengukur bot," kata Alex Spiro, pengacara Musk, kepada hakim.

Hakim mengatakan pada akhir sidang Rabu lalu, dia akan mempertimbangkan argumen sebelum mengeluarkan keputusan tentang tuduhan itu.