Kembalikan Penglihatan Orang Buta dengan Transplantasi Kolagen Babi, Ilmuwan: Akan Tersedia untuk Umum

JAKARTA – Kini orang yang mengalami gangguan kebutaan atau gangguan penglihatan dapat disembuhkan dengan menggunakan transplantasi kolagen babi. Para ilmuwan telah menemukan teknik aman yang tidak memerlukan jahitan dalam prosedur transplantasi.

Dalam uji klinis yang dilakukan terhadap 20 orang penderita gangguan penglihatan di India dan Iran, transplantasi kolagen babi pada jaringan kornea ternyata dapat mengembalikan penglihatan mereka. Capaian ini merupakan temuan dari tim ilmuwan dari Linkoping University, Swedia.

14 peserta yang mengalami kebutaan sebelum prosedur menunjukkan “penglihatan akhir rata-rata terbaik (kacamata atau lensa kontak) 20/36 dan mengembalikan toleransi terhadap pemakaian lensa kontak,” tulis para peneliti dalam studi mereka yang dipublikasikan di Nature Biotechnology.

Sebagaimana yang dilaporkan ScienceAlert, meskipun sekitar 12,7 juta orang di dunia menderita kehilangan penglihatan karena masalah dengan kornea, hanya 1 dari 70 yang menerima transplantasi karena kekurangan jaringan kornea yang disumbangkan.

Tidak Hanya Untuk Orang Kaya

Kondisi gangguan penglihatan ini dapat membaik berkat bahan yang diproduksi oleh tim peneliti, yang disebut konstruksi babi yang direkayasa secara bio-engineered, ikatan silang ganda (BPCDX) dan diproduksi melalui pemurnian kolagen dari kulit babi.

Para ilmuwan menyatakan bahwa teknologi ini akan tersedia untuk publik. Jadi, ini tidak hanya diperuntukkan bagi kaum kaya saja. Peneliti mencatat bahwa ini dapat digunakan oleh berbagai masyarakat di dunia.

“Kami telah melakukan upaya yang signifikan untuk memastikan bahwa penemuan kami akan tersedia secara luas dan terjangkau oleh semua dan bukan hanya oleh orang kaya. Itulah mengapa teknologi ini dapat digunakan di seluruh belahan dunia,” kata Mehrdad Rafat dari Departemen Biomedis, Insinyur dari Linkoping University di Swedia yang terlibat dalam penelitian ini.

Tim juga merancang teknik yang tidak memerlukan jahitan selama prosedur implan, sehingga membuat dokter yang melakukannya tidak terlalu bergantung pada “kondisi dan peralatan khusus,” tambah keterangan dari Science Alert.

“Metode yang kurang invasif dapat digunakan di lebih banyak rumah sakit, sehingga membantu lebih banyak orang. Dengan metode kami, ahli bedah tidak perlu mengangkat jaringan pasien sendiri. Sebagai gantinya, sayatan kecil dibuat, di mana implan dimasukkan ke dalam kornea yang ada,” kata Neil Lagali dari Divisi Oftalmologi Universitas Linkoping, dikutip dari SputnikNews.