Politikus PDIP Resahkan Kelakuan Oknum Relawan Jokowi: Bermanuver Demi Jabatan BUMN

JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menyindir perilaku sejumlah oknum elite relawan Presiden Joko Widodo yang ia nilai sebagai parasit kekuasaan. Yang membuat Deddy resah, mereka bermanuver demi mendapatkan dan mempertahankan jabatannya di BUMN.

Deddy mengungkapkan, oknum elite kelompok relawan ini nampak menjadi aktor politik dan ormas sejak Pemilu 2014 hingga saat ini. Bahkan, mereka juga tak segan membawa kerabatnya untuk mendapatkan jabatan di pemerintahan.

“Mereka mulai merasakan nikmatnya kekuasaan dan akses ekonomi yang didapatkan dengan terus menumpang di ketiak kekuasaan. Ada pimpinan relawan yang kemudian menempatkan saudara, teman dan anggotanya di kementerian-kementerian dan BUMN untuk mengakses jabatan, APBN maupun menikmati madu proyek-proyek BUMN," kata Deddy dalam keterangannya, Minggu, 14 Agustus.

Mereka, ucap Deddy, juga kerap memita bertemu dengan para pejabat negara demi bisa mendapatkan akses kekuasaan.

“Mereka aktif meminta ketemu dengan para pejabat negara dan BUMN agar bisa mendapatkan berbagai akses yang bahkan tidak dimiliki oleh politisi maupun aktivis partai politik,” ujar Deddy.

Bahkan, Deddy membeberkan pernah ada pentolan elite relawan yang ngambek dan mengancam” hingga akhirnya mendapatkan posisi wakil menteri. Padahal saudara kandung dan kroninya sudah mendapatkan berbagai jabatan di kekuasaan maupun BUMN, ungkap Deddy.

Sebagai anggota Komisi 6 DPR RI yang bermitra dengan Kementerian BUMN serta selalu terlibat sebagai tim inti kampanye Pilpres 2014 dan 2019, Deddy mengaku tahu persis siapa saja dan bagaimana kelakuan para elite relawan tersebut.

“Saya tahu siapa yang sebenarnya punya massa, yang benar-benar bergerak saat pemilu dan siapa yang saat ini jadi benalu kekuasaan,” tutur dia.

Deddy meminta oknum pentolan relawan ini berhati-hati dalam bersikap politik. Sebab, menurutnya, bukan tidak mungkin pada saatnya juga akan berhadapan dengan kasus-kasus hukum atau mengalami pembalasan politik di masa depan jika mereka gegabah melakukan manuver politik.

“Oleh karena itu, saya berharap agar para elite relawan yang haus kekuasaan itu sadar dan mengoreksi diri. Sadarlah, tidak ada kekuasaan yang abadi. Semua ada akhirnya, kecuali ideologi,” imbuhnya.