Setelah Deklarasi Menang Lawan COVID-19, Korea Utara Tak Lagi Wajibkan Masker
JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan kemenangan melawan virus corona. Kini kewajiban mengenakan masker, sudah juga dicabut.
Korea Utara resmi mencabut mandat topeng dan melonggarkan pembatasan virus lainnya, tulis media pemerintah Sabtu 13 Agustus yang dikutip dari Channel News Asia. Kebijakan baru ini menjadi implikasi perayaan kemenangan dari COVID-19.
"Pembatasan virus dilonggarkan karena krisis kesehatan masyarakat yang diciptakan di Korut benar-benar dijinakkan dan seluruh wilayahnya berubah menjadi bersih bebas dari virus ganas dalam waktu singkat," tulis kantor berita resmi Korea Central News Agency (KCNA) Pyongyang.
"Langkah wajib mengenakan masker dicabut di semua area kecuali area garis depan dan perbatasan kota dan kabupaten, mengingat seluruh negara berubah menjadi zona bebas epidemi," lanjut KCNA.
Baca juga:
- Korea Utara Klaim Semua Pasien Demam Sejak Wabah COVID-19 Telah Pulih, Tercatat 74 Orang Meninggal
- Kim Jong-un Nyatakan Korea Utara Menangi Pertempuran Melawan COVID-19
- Kejaksaan Agung Sudah Menerima SPDP Irjen Ferdy Sambo di Kasus Penembakan Brigadir J
- Usia Masuk Sekolah Dasar di Korea Selatan Bisa Diturunkan Menjadi Lima Tahun Mulai Tahun 2025
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan klaim Korea Utara, dengan mengatakan bulan lalu mereka yakin situasinya semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen.
Deklarasi kemenangan Pyongyang datang meskipun tidak ada program vaksin yang diketahui. Sebaliknya, negara itu mengatakan mengandalkan penguncian, perawatan obat-obatan yang ditanam sendiri, dan apa yang disebut Pemimpin Kim sebagai "sistem sosialis gaya Korea yang menguntungkan."
Kim Yo Jong, saudara perempuan kuat Kim Jong Un, masih menuding kalau wabah COVID-19 di Korea Utara adalah kiriman Korsel. Dia juga bersumpah akan melakukan pembalasan mematikan terhadap Seoul.