Presiden Zelensky: Perang Harus Diakhiri dengan Pembebasan Krimea

JAKARTA - Perang di Ukraina dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan pembebasannya, kata Presiden Volodymyr Zelensky.

Dia berbicara hanya beberapa jam setelah serangkaian ledakan menghantam pangkalan udara Rusia di kawasan tersebut, menyebabkan satu orang tewas.

Presiden Zelensky tidak menyebutkan ledakan itu, tetapi dalam pidato malamnya ia menyinggung kawasan tersebut dengan mengatakan: "Krimea adalah Ukraina dan kami tidak akan pernah menyerah," melansir BBC 10 Agustus.

"Kami tidak akan lupa bahwa perang Rusia melawan Ukraina dimulai dengan pendudukan Krimea. "Perang Rusia inidimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan Krimea, pembebasannya," tegas Presiden Zelensky.

Pernyataan Presiden Zelensky menunjukkan, dia percaya Ukraina harus merebut kembali semenanjung itu sebelum perang dapat berakhir, kendati sebelumnya ia mengatakan hal yang berbeda tentang masalah ini.

Beberapa waktu lalu, Presiden Zelensky mengindikasikan Ukraina dapat menerima perdamaian, jika Rusia kembali ke posisi mereka sebelum 24 Februari, yang berarti merebut kembali Krimea tidak akan dianggap sebagai persyaratan.

Krimea secara resmi merupakan bagian dari Ukraina, tetapi dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 setelah referendum yang oleh masyarakat internasional dianggap tidak sah. Banyak orang Ukraina melihat ini sebagai awal perang mereka dengan Rusia.

Diberitakan sebelumnya, serangkaian ledakan mengguncang pangkalan udara militer Saky dekat Novofedorivka, di barat Krimea pada Hari Selasa kemarin. Rekaman di media sosial menunjukkan pengunjung pantai berlarian saat ledakan terjadi, dengan saksi mata mengatakan mereka telah mendengar setidaknya 12 ledakan.

Pihak Departemen Kesehatan Krimea yang ditunjuk Rusia mengatakan satu warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras ledakan itu disebabkan oleh amunisi yang meledak di sebuah penyimpanan, meskipun ini belum diverifikasi secara independen.

Terpisah, Pembantu Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak membantah bahwa Ukraina berada di balik ledakan itu, mengatakan kepada saluran televisi online Dozhd: "Tentu saja tidak. Apa yang harus kita lakukan dengan ini?"

Untuk diketahui, setiap serangan ke Krimea oleh Ukraina akan dianggap sangat serius oleh Moskow. Rusia membunyikan peringatan bulan lalu ketika mantan Presiden Dmitry Medvedev mengancam "Hari Penghakiman akan segera menunggu" jika Ukraina menargetkan Krimea.