Laba Bank Mega Milik Konglomerat Chairul Tanjung Melorot 4,4 Persen Jadi Rp1,49 Triliun di Semester I 2022, Kenapa?
JAKARTA - Perusahaan perbankan milik konglomerat Chairul Tanjung alias CT, PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan laba bersih tahun berjalan secara individual sebesar Rp1,49 triliun pada semester I 2022.
Laba yang dimiliki MEGA itu menyusut 4,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu mengantongi cuan sebesar Rp1,56 triliun.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di laman resmi perseroan, dikutip Senin 8 Agustus, pendapatan bunga Bank Mega menjadi sebesar Rp4,08 triliun selama enal bulan awal 2022. Artinya, pendapatan bunga MEGA tumbuh tipis 0,5 persen yoy dari sebelumnya tercatat Rp4,06 triliun.
Sementara itu, beban bunga Bank Mega menyusut 21,3 persen yoy, dari Rp1,62 triliun menjadi Rp1,27 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 15 persen yoy menjadi Rp2,81 triliun dari semula Rp2,44 triliun.
Di sisi lain, Bank Mega mencatat penyaluran kredit naik 22,7 persen yoy. Kredit yang diberikan naik dari Rp52,45 triliun menjadi Rp64,38 triliun pada posisi 30 Juni 2022. Dari sana, total aset yang dimiliki Bank Mega tumbuh 6,6 persen yoy, dari Rp115,86 triliun menjadi Rp123,54 triliun per Juni 2022.
Selanjutnya dari sisi liabilitas, Bank Mega mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan mencapai 8,4 persen yoy, dari Rp84,07 triliun menjadi Rp91,09 triliun.
Adapun, kenaikan DPK berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh 10,1 persen yoy, dari Rp23,23 triliun menjadi Rp25,57 triliun.
Baca juga:
- Gandeng Bukalapak Dan Growtheum, Konglomerat Chairul Tanjung Resmi Luncurkan AlloFresh
- Indolife Pensiontama Bukan Lagi Pemegang Saham MEGA, Konglomerat Anthony Salim Batal Dapat Dividen Bank Mega Rp159 Miliar
- Allo Bank Milik Konglomerat Chairul Tanjung Bakal Buka-bukaan Siapa Bank Digital Terbesar di Dunia yang Ada di Belakang Mereka, WeBank dari Tencent kah?
Selanjutnya, untuk modal inti (tier I) secara bank only, MEGA mengalami kenaikan tipis, yakni 0,6 persen yoy. Tier I yang dimiliki Bank Mega tumbuh dari Rp16,32 triliun menjadi Rp16,42 triliun per Juni 2022.
Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) Bank Mega tercatat menurun dan berada di level 1,16 persen (gross) dan 0,83 persen (net). Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 70,52 persen dari semula 61,46 persen.
Kemudian untuk rasio net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 5,35 persen dan 62,73 persen pada posisi 30 Juni 2022.