Hasto Luncurkan Buku Suara Kebangsaan: Cerita Sastra Jenda, Terkait Isu Penundaan Pemilu dan Perpanjangan Jabatan Presiden
JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menulis buku tentang buah pemikiran Presiden Pertama RI Soekarno. Buku bertajuk ‘Suara Kebangsaan’ itu diluncurkan pada Minggu, 7 Agustus, di Jakarta.
Menurut Azisoko Harmoko, salah satu pembicara dalam peluncuran buku tersebut, anak muda perlu membaca buku buku ‘Suara Kebangsaan’ guna menumbuhkan kecintaan terhadap budaya bangsa.
"Ini yang harus kita ajarkan, kecintaan budaya bangsa kita, jangan sampai sampai punah. Saya harap generasi muda membaca buku ini, menguri-uri budaya bangsa sendiri supaya budaya bangsa kita makin kuat," kata Azisoko di Bentara Budaya, Jakarta.
Azisoko juga mengatakan, di dalam buku tersebut Hasto banyak menulis soal budaya, yang dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari.
Lewat 12 tulisan Hasto terkait isu budaya, Hasto juga menulis berbagai hal seperti Tri Hita Karana, Mewayu Hayuning Bawono, dan Pancasila. Semuanya menggambarkan soal keseimbangan dalam kehidupan.
"Sehingga kalau kita terapkan misalnya Pancasila, maka Indonesia bisa jadi bangsa luar biasa karena mencapai keseimbangan semuanya," ujarnya.
Baca juga:
Tak hanya itu, Hasto juga menulis tentang Sastra Jenda yang merupakan salah satu kisah dalam Ramayana. Pada bagian ini, Hasto sempat menyinggung soal isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Dalam satu artikelnya, pak Hasto menulis soal Sastra Jenda, salah satu kisah dalam Ramayana, dan dikaitkan dengan isu penundaan pemilu dan perpanjangan periodisasi presiden. Luar biasa. Menurut saya kita harus bangga punya seorang Hasto Kristiyanto," ungkap Azisoko.
Sebagai informasi, peluncuran buku ‘Suara Kebangsaan’ dihadiri mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Kemudian hadir juga Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Rokhmin Dahuri dan Wiryanti Sukamdani, Anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, Mochamad Herviano Widyatama (juga Ketua Umum BMI), dan Adian Napitupulu, Ketua Fraksi PDIP DPRD Jakarta Gembong Warsono, Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito, dan beberapa sosok lainnya.