Kritik Tajam Politisi Inggris: Setop Persenjatai Ukraina, Mengirim Senjata Malah Memperpanjang Perang

JAKARTA - Negara-negara Barat terus memasok peralatan tempur kepada Ukraina agar bisa mengimbangi Rusia. Namun strategi itu diyakini malah semakin memperpanjang masa peperangan.

Kritik itu datang dari Jeremy Corbyn. Jeremy Bernard Corbyn adalah politikus Britania Raya yang menjabat sebagai Ketua Partai Buruh dan Ketua Oposisi sejak 2015 hingga 2020.

Dikutip dari The Guardian, Selasa 2 Agustus, dia mendesak negara-negara barat berhenti mempersenjatai Ukraina.

"Mencurahkan senjata tidak akan menghasilkan solusi, itu hanya akan memperpanjang dan membesar-besarkan perang ini,” kata Corbyn.

"Kita mungkin berada dalam perang selama bertahun-tahun di Ukraina," lanjut dia lagi.

“Apa yang menurut saya mengecewakan adalah bahwa hampir tidak ada pemimpin dunia yang menggunakan kata perdamaian; mereka selalu menggunakan bahasa lebih banyak perang, dan lebih banyak perang yang suka berperang,"

"Perang ini adalah bencana bagi rakyat Ukraina, bagi rakyat Rusia, dan bagi keselamatan dan keamanan seluruh dunia, dan oleh karena itu harus ada lebih banyak upaya untuk perdamaian," tandasnya.

Yang terbaru, Ukraina dilaporkan telah menerima kiriman persenjataan dari Jerman, yakni sistem roket multi-peluncur (MLRS) Mars-II. Sebelumnya negera tersebut mendapat bantuan dari sekutunya, Amerika Serikat, berupa sistem roket mobilitas tinggi alias HIMARS.

MLRS Mars II telah diterima oleh Ukraina. Pengiriman ini merupakan batch ketiga sebagai bantuan MLRS dari Jerman. Informasi tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov dalam sebuah pengumuman di Twitter, pada Senin 1 Agustus 2022.

“Kakak ketiga dalam keluarga Long Hand - MLRS MARS II dari Jerman - telah tiba di Ukraina. Terima kasih kepada Jerman dan secara pribadi kepada rekan saya #DefenceMinister Christine Lambrecht untuk sistem ini. Pasukan artileri kami memberi hormat kepada mitra Jerman kami!” tulis Alexey Reznikov dalam kicauan Twitter.