Tretan Muslim sampai Arie Kriting Kena Teror Usai Ikut Spaces #BlokirKominfo di Twitter
JAKARTA - Belum berhenti sampai disini, drama Blokir Kominfo masih ramai menjadi topik pembicaraan orang banyak. Tagar Blokir Kominfo juga kembali kembali trending topic di Twitter setelah sempat hilang beberapa jam yang lalu.
Diketahui sebelumnya, pada 30 Juli kemarin Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pemblokiran terhadap beberapa situs. Mulai dari Steam, Epic Games, Yahoo, PayPal, Dota, Counter Strike, Xandr.com, dan Origin (EA).
Sebagai salah satu aksi protes terhadap langkah Kominfo ini, Teguh Aprianto sebagai konsultan cybersecurity sekaligus Founder dari Ethical Hacker Indonesia mengadakan Spaces di Twitter.
"Sesi pertama didengarkan lebih dari 14 ribu pendengar ketika space sedang berlangsung, versi rekamannya didengarkan lebih dari 67 ribu kali. Lalu sesi kedua yang berlangsung kemarin malam didengarkan lebih dari 27 ribu pendengar ketika space sedang berlangsung dan versi rekamannya telah didengarkan lebih dari 115 ribu kali," kata Teguh di Facebook.
Namun yang menyedihkan adalah, Teguh melanjutkan, bahwa setelah spaces selesai dilaksanakan, muncul serangan digital dan juga teror melalui WhatsApp yang menargetkan beberapa orang sebagai dampak dari #BlokirKominfo ini.
Per Senin, 1 Agustus ini, Teguh mencatat sudah ada 10 orang yang terkena teror, diantaranya adalah nama-nama yang cukup terkenal seperti Tretan Muslim (Stand Up Comedian), Arie Kriting (Stand Up Comedian), Eno Bening (Konten Kreator), dan Dustin Tiffani (Komedian). Yang paling mengejutkan adalah, satu diantara 10 korban teror tersebut masih berusia 14 tahun.
Baca juga:
- Menkominfo Ungkap 3 Dari 7 Situs yang Diblokir Tak Diketahui Asalnya
- Menkominfo Tegaskan Pendaftaran PSE Adalah Kewajiban, Data Pribadi Dipastikan Aman
- Domino Qiu Qiu Diklaim Bukan Situs Judi Online, Kominfo: Silakan Download
- Kominfo Bantah Isu Bisa 'Intip' Percakapan di WhatsApp setelah Daftar PSE, Begini Penjelasannya
Spaces yang sudah dilakukan selama dua kali itu membahas tentang ketakutan masyarakat atas Permenkominfo No. 5 Tahun 2020, dimana Teguh mengatakan bahwa Permen itu bisa menjadi senjata baru yang akan digunakan oleh pemerintah untuk merepresi rakyatnya.
"Terlalu banyak sekali masalah terkait dengan Permen ini, baik itu dari sisi hukumnya dan juga sisi teknis penerapannya yang berantakan," jelasnya.
Teguh dan para pembicara di Spaces #BlokirKominfo sesi 2 termasuk peneliti dan praktisi hukum dari Yayasan LBH Indonesia, LBH Jakarta, SAFEnet dan seorang teman baik saya, Bang Arie Eleison mendorong masyarakat terus menyuarakan aksi #BlokirKominfo dengan cara legal sebelum adanya tindakan dari Kementerian Kominfo.