Satgas COVID-19 Bicara soal Kerumunan Pendukung Rizieq Shihab di Bandara Soetta: Jangan Egois

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta agar kerumunan yang terjadi ketika pendukung Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta dan Petamburan, Jakarta Pusat tidak lagi terjadi. 

Sebab, kejadian semacam ini berpotensi menyebabkan terjadinya penularan dan peningkatan kasus COVID-19 di tengah masyarakat.

"Kerumunan ini berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar. Jangan egois. Kita harus ingat bahwa jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di tengah masa pandemi ini," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 12 November.

Dia mengatakan, semua pihak mempunyai peranan untuk mencegah agar kejadian berkerumunnya massa dalam satu lokasi tidak lagi terjadi. Apalagi, kerumunan akan membuat mereka yang ada di sana tidak bisa untuk menjaga jarak. "Ditambah lagi jika kita tidak menggunakan masker. Ini akan meningkatkan risiko penularan yang lebih besar lagi," tegasnya.

"Kelalaian atau pun ketidakpedulian terhadap kondisi ini serta terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia. Tidak hanya bagi diri sendiri tapi keluarga dan orang di sekitar kita," imbuhnya.

Wiku juga meminta kepada masyarakat yang merasa mengalami gejala COVID-19 untuk segera memeriksakan diri.

"Periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk memastikan status kesehatannya," kata dia.

Sebelumnya, massa penjemput  Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang berjubel di Bandara Soekarno-Hatta dan Petamburan saat pandemi COVID-19 menjadi sorotan epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. 

Melihat banyaknya massa yang berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker di tengah kerumunan, dia menilai sangat mungkin akan terjadi klaster COVID-19 nantinya.

"Setiap kerumunan massa padat seperti itu, keramaian massa seperti itu di mana kondisi belum terkendali ditandai dengan positivity rate yang secara nasional masih di atas 10 persen termasuk di Jakarta, belum lima persen dan kita tidak tahu dari mana saja yang datang, ya, tentu ini sangat amat mungkin terjadi klaster," kata Dicky kepada VOI, Selasa, 10 November.

Jika ke depan ada pihak yang lantas berdalih mengatakan setelah kerumunan ini tidak ditemukan klaster, dia lantas mengingatkan, klaster penyebaran COVID-19 itu bukannya tidak ada melainkan tidak terdeteksi karena rendahnya pengujian. "Jadi (berkerumun, red) ini bukanlah hal yang aman, tidak," tegasnya.

Dia menyebut rendahnya intervensi terhadap COVID-19 melalui pengujian hingga pelacakan kasus setelah terjadi kerumunan massa seperti ini juga akan berpotensi menimbulkan ledakan kasus tinggi di masyarakat. Apalagi, di tengah masyarakat saat ini banyak terjadi penyebaran virus melalui orang tanpa gejala. 

Diketahui, Rizieq tiba di Indonesia setelah 3 tahun lebih berada di Arab Saudi pada Selasa, 10 November lalu. Saat itu, Rizieq Shihab disambut massa penjemput yang memenuhi area Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Dilihat dari live streaming akun YouTube Front TV, Rizieq Shihab kembali ke Indonesia bersama keluarga. Sementara massa penjemput memenuhi semua sisi kawasan terminal kedatangan dari rute internasional.

Tampak juga ada barisan yang membentuk pagar untuk memberi jalan kepada Rizieq Shihab dari terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Massa penjemput Rizieq Shihab sudah bergerak sejak dini hari tadi. Dilaporkan terjadi kemacetan total arah menuju Bandara Soekarno-Hatta pagi ini.

Calon penumpang bahkan dilaporkan harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer karena kendaraan tak bisa bergerak. Selain berkerumun di sekitar bandara, massa juga berada di kediaman Imam Besar FPI itu di kawasan Petamburan, Jakarta.

Mereka juga menggelar ibadah zikir, salawatan, dan berdoa untuk keselamatan Habib Rizieq selama dalam perjalanan.