Mengenal Apa Itu Jerawat Stres dan Perbedaannya dengan Jerawat Hormonal
JAKARTA - Semua orang pasti pernah mengalami masalah jerawat. Tumbuhnya jerawat di bagian tubuh merupakan hal yang wajar, terutama bagian wajah. Jerawat tak hanya menandakan pori-pori tersumbat. Stres juga bisa memengaruhi pertumbuhan jerawat.
Pada saat stres, hormon stres meningkat dan memicu kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak, yang kemudian memicu munculnya jerawat. Hormon juga memainkan peran yang sama, seperti dilansir dari Byrdie, Jumat, 29 Juli.
Jika jerawat muncul saat menstruasi, kemungkinan besar Anda mengalami jerawat hormonal, bukan jerawat stres. Perubahan hormonal, terutama peningkatan kadar androgen, memiliki efek yang sama pada kelenjar minyak.
Perbedaannya adalah melacak pemicu jerawat. Misalnya, jerawat stres muncul saat kesehatan mental sedang tidak stabil. Sedangkan jerawat hormonal datang mendekati siklus menstruasi bulanan.
Selain itu, lokasi jerawat stres dapat bervariasi. Jika Anda biasanya berjerawat di tempat yang sama (sekitar dagu atau rahang), kemungkinan besar jerawat yang timbul adalah jerawat hormonal.
Baca juga:
Berbeda dengan jerawat stres yang biasanya muncul di area paling berminyak di sekitar wajah Anda seperti daerah t-zone. Jerawat biasanya disertai dengan pori-pori yang membesar, kilap, komedo, whiteheads, dan kulit yang tidak rata atau kasar. Jerawat biasa tidak muncul dengan gejala yang menyertainya. Sedangkan, jerawat stres sering disertai dengan tanda-tanda seperti kemerahan dan gatal.
Stres emosional memicu peningkatan pelepasan hormon stres kortisol. Peningkatan kortisol memicu respons sistemik dalam tubuh yang berpotensi berdampak pada sistem imun, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan proses pertumbuhan.
Kortisol adalah kunci dalam menyebabkan jerawat stres juga. Saat kadar kortisol meningkat, mereka mengganggu kadar hormon yang mengatur keseimbangan sebum dan mengakibatkan pori-pori tersumbat dan muncul jerawat.
Lebih banyak produk minyak berarti lebih banyak pori-pori tersumbat, dan pori-pori lebih tersumbat berarti lebih banyak jerawat. Jerawat stres bisa terjadi kapan saja, pada usia berapapun.
Perawatan jerawat, seperti asam salisilat bisa kamu dapatkan tanpa resep. Atau kamu bisa mengompres jerawat dengan air hangat atau dingin untuk mengurangi rasa sakit atau kemerahannya.
Jika jerawat stres tampaknya sering terjadi, maka cobalah mengganti rutinitas perawatan kulit. Temukan produk yang cocok dengan kulitmu.
Minum banyak cairan, makan makanan yang sehat, dan lakukan hal-hal yang bisa mengelola stres, seperti lebih banyak tidur dan bersantai. Terakhir, bicara dengan dokter kulit jika kondisinya sangat mengganggumu.